MENINGKATKAN AKREDITASI GURU MIM BANARAN
SAMBUNGMACAN
DALAM KEGIATAN PELATIHAN MODUL III
USAID PRIORITAS KABUPATEN SRAGEN
Dinas
Pendidikan Kabupaten, Kantor Kementerian Agama
Seksi Pendidikan Madrasah Kab. Sragen, bekerjasama USAID Prioritas
Jateng. Mengadakan Pelatihan Modul III, Tentang Praktek Yang Baik Dalam
Pembelajaran SD dan MI yang dilaksanakan di aula Badan Diklat Kabupaten Sragen.
Yang alah satu Pesertanya berasal dari sekolah mitra USAID Prioritas Jateng, yaitu MIM Banaran Sambungmacan.
Iswatik,S.Ag (Kepala
Madrasah MIM Banaran Sambungmacan) dalam kegiatan ini Sebagai fasilitator
pelatihan yang sudah mendapatkan TOT dari
USAID Prioritas, yang biasa disebut Fasda (fasilitator daerah) Sragen.
Dalam sambutanya Dewajani Sitouresmi
( District Cordinator USAID Prioritas Kab. Sragen), membacakan temuan dari COP USAID Prioritas Bp. Stewart Weston ; “ Banyak hasil yang menyenangkan, dan guru yang semangat. Banyak siswa
menceritakan KBM (kegiatan belajar mengajar) yang menarik. Banyak RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran), LK (Lembar Kerja) dan media pembelajaran yang sudah
dibuat, tapi salah satu catatan belum tampak banyak hasil karya siswa yang
panjang dan teliti. Yang perlu menjadikan refleksi kita bersama, Mengapa siswa
jarang menulis laporan, cerita, karangan yang panjang dan teliti?, Apakah
dianggap tidak penting?, Apakah mereka tidak diberi waktu?, Tantangan, dalam praktik mengajar TOT
kami mengharapkan akan ada tulisan anak yang "panjang, teliti dan menarik,
terdokumentasi dengan baik “.
Dilanjutkan pengarahan dan
membuka pelatihan oleh Drs. Turdiyanto,MM (Kabid Tendik), mewakili Kepala Dinas
Pendidikan Kab. Sragen, mengatakan; Pelatihan
bagi guru kelas awal itu sangat penting. Menangani siswa kelas 1 sampai kelas 3
saat yang paling penting dalam perkembangan siswa. Pelatihan modul 3 ini sangat
pas dengan kebutuhan bapak ibu guru kelas awal dan kelas tinggi, karena diajak
untuk mempelajari tentang membaca,
membaca dan membaca lagi. Mulai membaca terbimbing hingga membaca mandiri. Ini
sangat penting. Guru kelas 1 biasanya senior, guru yang baru tidak berani
menangani anak kelas 1, karena memang menangani anak kelas 1 itu paling berat.
Pelatihan ini penting untuk dipelajari bersama, tidak hanya untuk guru tetapi
juga untuk kepala sekolah dan pengawas. Pembelajaran kelas awal, hendaknya
menggunakan metode yang bermacam-macam, karena karakteristik anak kelas awal
ini sangat beragam, belum bisa diarahkan dengan mudah. Metode yang beragam ini
yang membuat anak bisa menceritakan kembali apa yang dipelajari. Kalau dulu ini
namanya didaktik metodik. Sehingga guru memang harus punya kompetensi di bidang
ini. Kompetensi guru ada 4 hal, yaitu kompetensi pedagogik; harus dikuasai
karena langsung berhubungan dengan anak didik, guru harus memiliki pemahaman
tentang anak didik dan mampu mengembangkannya. Yang kedua kompetensi sosial; guru
harus bisa memberikan arahan sosialisasi untuk anak. Guru harus mampu
berkomunikasi secara efektif dengan anak didik. Ketiga; kompetensi kepribadian,
salah satu yang dilihat adalah penampilan. Mulai kepala sampai sepatu akan
dilihat oleh siswa, sikap ini akan selalu dilihat oleh anak. Segala sikap dan
tingkah laku guru akan dilihat oleh anak. Tutur bahasa guru akan dilihat oleh
anak. Keempat adalah kompetensi professional
yaitu penguasaan materi pembelajarn secara luas dan mendalam. Kompetensi
guru harus dikuasai. Setiap guru wajib untuk meningkatkan kompetensi masing-masing.
Hasil uji kompetensi tahun 2015, Kabupaten Sragen adalah nomor 2 dari bawah,
bertahan dari tahun sebelumnya. Itu rata-rata gabungan dari TK hingga SMA/SMK.
Kalau dilihat per jenjang, SD menduduki rangking 1 dari bawah. Ini baru hasil
tingkat Jawa Tengah, belum tingkat nasional. Kompetensi guru harus mulai
ditingkatkan, dan ini dimulai dari membaca. Luangkan waktu untuk membaca. Mari
kita bekerja bersama-sama untuk memajukan pendidikan di Sragen. Sesuai dengan
tupoksi masing-masing. Kedisiplinan harus kita tingkatkan.
Selain itu, guru sudah mendapatkan tunjangan
profesi. Seharusnya itu bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kompetensi guru.
Mari kita berusaha bersama secara maksimal. Guru itu harus sarjana, bisa
meningkatkan ke S2 atau S3. Kalau guru bukan sarjana, maka nanti akan
diturunkan menjadi administrasi sekolah. Pengawas juga demikian. Yang tidak
bisa naik ke 4B, maka akan turun menjadi fungsional umum dan pensiun pada umur
48 tahun. Nah setelah ada sertifikasi harus membuat karya ilmiah. Maka dari
ini, terkait dengan kegiatan hari ini, manfaatkan dengan baik kesempatan
belajar ini. Karena pelatihan ini merupakan sarana untuk meningkatkan
kompetensi guru dalam akreditasi guru SD & MI.
Materi pelatihan hari
pertama Program membaca berimbang ; membaca bersama, membaca terbimbing. Kedua; Program
membaca berimbang ; membaca mandiri. Merancang program membaca berimbang.
Pengelolaa buku bacaan berjenjang. Persiapan & praktek mengajar ( memilih
buku dan merancang kegiatan mengajar ) dan simulasi. Persiapan dan praktek
mengajar (Simulasi). Penjelasan pelaksanaan praktek kesekolah. Hari ketiga; Praktek
mengajar, refleksi bersama praktek mengajar, portofolio & gambaran umum
monitoring .
Ditempat yang sama, tanggal
3,4,5,6, Maret 2016. Dilanjutkan pelatihan yang baik dalam Manajemen Sekolah
dan Madrasah, Jenjang SD & MI. Peserta sebanyak 85 orang, dan setiap
sekolah mitra mengirim 5 orang, terdiri dari kepala sekolah, 2 guru & 2
komite sekolah. Turut diundang Pengawas UPT Kec. Sragen, Kec. Sambungmacan dan
pengawas pendidikan madrasah dari Kantor Kementrian Agama Kabupaten Sragen.
Materi pelatihan, yaitu
gambaran umum monitoring program oleh USAID Prioritas, Kaji ulang kemajuan
sekolah, pembahasan rencana tindak lanjut pembelajaran, mengembangkan budaya
baca, mendengar aktif, peran kepala sekolah dalam peningkatan mutu
pembelajaran, peran guru peningkatan mutu pembelajaran, peran komite
peningkatan mutu pembelajaran, perencanaan sekolah, sikap dan tindakan pemangku
kewajiban terhadap peningkatan mutu sekolah, penyusunan rencana tindak lanjut
manajemen berbasis sekolah.
Pada kesempatan tersebut,
dilakukan tukar pengalaman dari komite sekolah
MIM Banaran, Kecamatan Sambungmacan, Santoso Budi,SH,MH (ketua).
Memaparkan pengalaman manajemen komite sekolah, bagaimana mewujudkan
perkembangan sekolah. Manajemen organisasi dalam membantu sekolah membuat rencana jangka pendek dan
panjang, bagaimana membangun jaringan antara sekolah, dengan alumni, donator
yang peduli pada pendidikan, dan
transparasi anggaran dengan memanfaatkan internet, media social. Setelah
bermitra dengan USAID Prioritas Jateng, mendapat pendampingan intensif dari fasilitator
daerah, perubahan dalam mengajar dan media pembelajaran yang lebih menyentuh
aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Pada pameran pendidikan yang diadakan
oleh Kementrian Agama Jawa Tengah bekerjasama dengan USAID Prioritas, Maret
2015, MIM Banaran, mendapat juara 2,
selain itu dengan pendekatan yang memperhatikan knowledge, Skill &
attitude, proses belajar mengajar lebih kreatif, inovatif , produktif dan anak
didik menjadi lebih percaya diri, ini terbukti saat pameran tingkat Jawa
Tengah, siswa yang menjaga pameran dihadapan orang banyak yang belum dikenal mampu
menjelaskan dengan sikap penuh percaya diri.
Penutupan pelatihan oleh
Drs Effendi Darmono, M.Pd (Kasi pendidikan SD & TK), menekankan, bahwa ; “
Guru harus bisa menjadi pendidik, bagaikan orangtua disekolah. Diniatkan ibadah
dan menjadi guru yang mau diulang (belajar). Kedepan murid sekolah dampingan
USAID Prioritas ini bisa menjadi anak yang unggul selain berubahan kognetif,
juga attitude. Diharapkan para guru bisa merevolusi diri, bisa mengilhami anak
didik, jangan hanya menyampaikan bahan, jika terjadi perubahan kurikulum tidak
ketinggalan, cepat menyesuiakan, sehingga anak didik bisa terilhami. Kedepan
upaya peningkatan kapasitas para guru ini, agar menjadi guru yang cerdas, punya
nama abadi di anak didiknya nanti kalua sudah sukses, guru yang sejahtera dan
guru yang kreatif.