BELAJAR DARI SOSOK KHADIJAH RA
“Tidaklah Allah mengganti untukku (istri) yang lebih baik darinya
(khadijah). Dia beriman kepadaku saat orang-orang kufur. Dia
mempercayaiku saat orang-orang mendustaiku. Dia memberikan hartanya
kepadaku saat orang-orang mengharamkan harta untukku. Dan dia memberikan
aku anak saat Allah tidak memberikan anak dari istri-istriku yang
lain”.
Khadijah adalah sosok wanita
pilihan yang Allah amanahkan untuk mendampingi Muhammad dalam menjalani
tugasnya sebagai Rasul Allah. Seorang wanita janda, bangsawan,
hartawan, cantik dan budiman. Ia disegani oleh masyarakat Quraisy
khususnya, dan bangsa Arab pada umumnya. Sebagai seorang pengusaha, ia
banyak memberikan bantuan dan modal kepada pedagang-pedagang atau
melantik orang-orang untuk mewakili urusan-urusan perniagaannya ke luar
negeri.
Banyak sekali teladan yang bisa dipetik dari sosok
Khadijah, istri tercinta rasulullah SAW. Salah satu hikmah yang bisa
kita petik dari kisah hidup khadijah, adalah keuletannya,
kesungguhannya, kecerdasan dan ketelitiannya dalam menjalankan usaha
perdagangan. Tetapi, semua usahanya itu tidaklah ia jadikan semata-mata
untuk kesenangan yang bersifat keduniawian semata. Sebagaimana sabda
Rasulullah, Khadijah dengan rela memberikan hartanya untuk kepentingan
dakwah Rasulullah. Dan hal itu, Beliau lakukan sampai ajal menjemputnya.
Apa yang dilakukan oleh khadijah sangat berkaitan erat dengan makna
zakat. Zakat, hanya diwajibkan bagi mereka yang memiliki kelebihan harta
yang telah memenuhi syarat dan perhitungan yang telah ditetapkan.
Artinya, agar jika seseorang ingin ber-zakat, maka ia harus berusaha.
Dan dari apa yang Allah berikan atas hasil usahanya itulah yang wajib ia
keluarkan zakatnya. Dan bagi seorang istri yang tidak bekerja, maka ia
dapat berzakat apabila ia mendapatkan nafkah yang khusus diberikan oleh
suaminya.
Dengan demikian, bekerja adalah termasuk dalam ibadah
yang juga bernilai pahala di sisi Allah. Islam tidak menghalangi kaum
wanita untuk produktif dalam mencari karunia Allah di dunia ini dengan
bekerja, bahkan Islam menganjurkan agar kaum wanita tidak kalah
produktifnya dengan kaum pria.
Dan Allah memberikan pilihan
bagi kaum wanita, apakah ia mau memilih sebagai pekerja, wanita karier,
pengusaha, atau sebagai ibu rumah tangga. Semua itu sama baiknya.
Selama ia menjaga kehormatannya, harga dirinya, dan taat pada aturan
yang Allah tetapkan. Apapun pilihannya, Insya Allah akan bernilai
pahala.
Dalam kisah Siti Khadijah, Allah telah mengabadikan
teladan bagi kaum wanita. Khadijah, adalah wanita yang cerdas, ibu rumah
tangga yang amanah, pendidik bagi anak-anaknya, pengusaha yang sukses,
Istri seorang Nabi dan Rasul, dan pejuang di jalan Allah.
Dan
tidaklah mungkin Allah jadikan khadijah sebagai teladan jika tidak
mungkin untuk di teladani, karena pada dasarnya, kaum wanita…adalah kaum
yangmampumelakukan semua itu
No comments:
Post a Comment