MUHAMMADIYAH INSPIRATOR
INDONESIA BERKEMAJUAN
Seratus empat tahun dalam hitungan miladiyah atau seratus satu tahun
dalam bikangan hijriyah, Muhammadiyah telah berkiprah memajukan
kehidupan bangsa. Pemerintah dan rakyat Indonesia menagkui sumbangan terbesar Muhammadiyah. Dengan sedikit bicara tetapi banyak bekerja, Muhammadiyah selain menjadi
pendiri bangsa dan negara ini, juga terus mengawal demi masa depan
Indonesia yang maju, adil, makmur, bermartabat, dan berdaulat.
Kini Muhammadiyah terus bergerak memajukan Indonesia sebagai panggilan
dkwah dan tajdid. Dalam konteks kekinian Muhammamadiyah tidak kenal
berhenti mengajak seluruh komponen bangsa membahas dan menyusun langkah
strategis ke depan. PP Muhammadiyah di bawah komando Ketua Umum, Prof Dr
H M Din Syamsuddin, telah lima kali melakukan Seilaturahim Tokoh Bangsa
untuk merajut ulang "Indonesia yang Berkemajuan. Forum terakhir digelar
tanggal 17 Oktober 2013 di Gedung Dakwah PP Muhammadiyah Menang Raya 62
Jakarta, yang melibatkan rokoh-rokoh nasional. Gagasan utamanya "Menuju
Indonesia yang Berkemajuan".
Dalam konteks bangsa
dan negara "Indonesia Bekemajuan" mengandung subtansi dan senapas dengan
cita-cita nasional yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 yaityu
"Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur".
Dalam tafsiran Muhammadiyah sebagaimana dirumuskan dalam buku
"Revitalisasi Visi Dan Karakter Bangsa" (2009) cita-cita nasional
Indonesia tersebut diformulasikan dalam kalimat "Negara Indonesia yang
maju, adil, makmur, bermartabat dan berdaulat". Indonesia yang
"Berkemajuan" juga sejalan dengan semangat "Memajukan Kesejahteraan
Umum", baik kesejahteraan yang bersfat jasmani maupun ruhani, fisik
maupun non-fisik.
Kata "Indonesia Berkemajuan"
mengandung arti Indonesia "dapat menjadi maju", "ingin menjadi maju",
sekaligus "berbuat atau bekerja menjadi maju". Indonesia "maju" atau
"berkemajuan" karena sifatnya ideal merupakan proses yang tiada akhir,
sehingga tujuan atau cita-cita tersebut harus terus dilakukan dari satu
generasi ke generasi berikutnya sampai akhir zaman. Karenanya, kata
"berkemajuan" mengandung makna proses sekaligus tujuan atau tujuan
sekaligus proses yang tiada akhir itu.
"Indonesia
Berkemajuan" dalam konteks pemikiran Muhammadiyah senapas dengan isu
sentral Muhammadiyah tentang "Islam yang Berkemajuan" yang telah
dinyatakan secara resmi dalam "Pemikiran Muhammadiyah Abad Kedua" hasil
Muktamar ke-46 (Muktamar Satu Abad) tahun 2010 di Yogyakarta. Ikon
"maju" (progress) atau "bekemajuan" selain senapas dengan spirit,
komitmen, dan cita-cita Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang
mengemban misi dakwah dan tajdid sepanjang perjalanan sejarahnya dan
sudah dibuktikan dalam langkah nyata gerakannya, juga sejalan dengan
cita-cita universal setiap bangsa dan negara di mana pun. Semua negara
dan bangsa mencita-citakan kemajuan, dan semua hal atau aspek seperi
keadilan, kesejahteraan, kemakmuran, dan kata-kata yang sejenis lainnya
sesungguhnya menuju pada keadaan yang lebih baik yang dapat dicover
secara umum dan substantif dengan istilah kemajuan.
Dalam konteks realitas kehidupan bangsa dan negara saat ini semangat
"kemajuan" dan "mencerdaskan" sangat relevan dan menjadi suatu
keniscayaan. Indonesia setelah 68 tahun merdeka masih tertinggal dalam
sejumlah aspek kehidupan, di banding dengan negara-negara tetangga
terutama Singapura, Malaysia, dan Thailand negeri dan bangsa ini diakui
banyak mengalami ketertinggalan. Pada saat yang sama masih terdapat
realitas "ketradisionalan", "keterbelakangan" "kemunduran",
"kebodohan", "pembodohan", "irrasionalitas", dan sejenisnya baik dalam
kehidupan bebangsa maupun dalam mengurus negara. Negara sebagai fenomena
"modern" masih banyak dikonstruksi dan diurus dengan cara-cara yang
"tradisional", sehingga menyebabkan salah urus, korupsi, penyalahgunaan,
penyelewenangan, dan bentuk-bentuk ketertinggalan atau keterbelakangan
lainnya. Negara dan bangsa tidak diurus, dikelola, dibangun, dan
dikembangkan dengan pola pikir, mentalitas, kebinakan, dan
langkah-langkah yang "cerdas" dan "berkemajuan", sehingga Indonesia
masih jauh dari keadaan yang "cerdas" dan "maju" dalam seluruh aspek
kehidupan sebagaimana layaknya negara dan bangsa yang telah maju. Di
sinilah urgensi dan relevansi merancang-bangun kembali "Indonesia
Bekemajuan sebagai agenda dan langkah strategis ke depan.
SM NO.22-2013
No comments:
Post a Comment