GURU MIM BANARAN SAMBUNGMACAN

GURU MIM BANARAN SAMBUNGMACAN

siswa

siswa

.

Q.S. Ali Imran : 104

"DAN HENDAKLAH ADA DI ANTARA KAMU SEGOLONGAN UMAT YANG MENYERU KEPADA KEBAJIKAN, MENYURUH KEPADA YANG MA’RUF DAN MENCEGAH DARI YANG MUNKAR; MEREKALAH ORANG-ORANG YANG BERUNTUNG.” (Q.S. ALI IMRAN [3]: 104)

KH. AHMAD DAHLAN

"HIDUP-HIDUPILAH MUHAMMADIYAH DAN JANGAN MENCARI HIDUP DI MUHAMMADIYAH"

KISAH SECANGKIR KOPI.

KISAH SECANGKIR KOPI..

Suatu hari di sebuah universitas terkenal. Sekelompok alumnus bertamu di rumah dos en senior, setelah bertahun-tahun mereka lulus. Setelah mereka semua menggapai kesuksesan, kedudukan yg tinggi serta kemapanan ekonomi & sosial.
Setelah saling menyapa & berbasa basi, masing-masing mereka mulai mengeluhkan pekerjaannya. Jadwal yg begitu padat, tugas yg menumpuk & banyak beban lainnya yg seringkali membuat mereka stress..

Sejenak sang dosen masuk ke dalam rumah.. Beberapa saat kemudian, beliau keluar sambil membawa nampan di atasnya teko besar berisikan kopi & berbagai jenis cangkir. Ada cangkir-cangkir keramik tiongkok yg mewah. Cangkir-cangkir kristal, Cangkir-cangkir melamin & Cangkir-cangkir plastik. Sebagian cangkir tersebut luar biasa indahnya.. Ukirannya, warnanya & harganya yg waaahh. Namun ada juga cangkir plastik yg biasanya berada di rumah orang-orang yg amat miskin.

Sang dosen berkata, “Silahkan.. masing-masing menuangkan kopinya sendiri”.
Setelah setiap mahasiswa memegang cangkirnya, sang dosen berkata,
“Tidakkah kalian perhatikan bahwa hanya cangkir-cangkir mewah saja yg kalian pilih..?! Kalian enggan mengambil cangkir-cangkir yg biasa..?

Manusiawi sebenarnya, saat masing-masing dari kalian berusaha mendapatkan yg paling istimewa. Namun seringkali itulah yg membuat kalian menjadi gelisah & stress..!
Sejatinya yg kalian butuhkan adalah kopi, bukan cangkirnya. Akan tetapi kalian tergiur dgn cangkir-cangkir yg mewah. Terus perhatikanlah, setelah masing-masing kalian memegang cangkir tersebut, kalian akan terus berusaha mencermati cangkir yg dipegang orang lain..!!

Andaikan kehidupan adalah kopi, maka pekerjaan, harta & kedudukan sosial adalah cangkir-cangkirnya. Jadi, hal-hal itu hanyalah perkakas yg membungkus kehidupan. Adapun kehidupan (kopi) itu sendiri, ya tetap itu-itu saja, tidak berubah..!
Saat konsentrasi kita tersedot kepada cangkir, maka saat itu pula kita akan kehilangan kesempatan utk menikmati kopi.. Karena itu kunasehatkan kpd kalian, jangan terlalu memperhatikan cangkir, akan tetapi nikmatilah kopinya..!!”.

Sejatinya, inilah penyakit yg diderita manusia. Banyak orang yg tidak bersyukur kepada Allah Ta'ala atas apa yg ia miliki, setinggi apapun kesuksesannya..! Sebab ia selalu membandingkannya dgn apa yg dimiliki orang lain..!

Setelah menikahi seorang wanita cantik yg berakhlak mulia, ia selalu berfikir bahwa orang lain menikah dgn wanita yg lebih istimewa dari istrinya..
Sudah tinggal di rumah sendiri, namun selalu membayangkan bahwa orang lain rumahnya lebih mewah dari rumah sendiri..
Ia bukannya menikmati kehidupannya beserta istri & anak-anaknya. Tapi justru selalu memikirkan apa yg dimiliki orang lain, seraya berkata, “Aku belum punya apa yg mereka punya..!”

Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam mengingatkan;
"مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِي سِرْبِهِ، مُعَافًى فِي جَسَدِهِ، عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ؛ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا"
"Barang siapa yg melewati harinya dgn perasaan aman dalam rumahnya, sehat badannya & memiliki makanan untuk hari itu; seakan-akan ia telah memiliki dunia seisinya". (HR. Tirmidzi, dinilai hasan oleh al-Albani).
Seorang bijak berpetuah; “Alangkah anehnya kebanyakan manusia..! Mereka korbankan kesehatan utk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya. Setelah terkumpul, gantian mereka gunakan harta tersebut untuk mengembalikan kesehatannya yg telah hilang..!
Mereka selalu gelisah memikirkan masa depan, namun melupakan hari ini. Akibatnya, mereka tidak menikmati hari ini & tidak pula hidup di masa datang..!
Mereka senantiasa melihat apa yg dimiliki orang lain, namun tidak pernah melihat apa yg dimilikinya sendiri. Akibatnya, ia tidak bisa meraih apa yg dimiliki orang lain & tidak pula bisa menikmati milik sendiri.
Mereka diciptakan untuk satu tujuan, yakni beribadah. Dunia diciptakan untuk mereka gunakan sebagai sarana beribadah. Namun justru sarana tersebut malah melalaikan mereka dari tujuan utama..!” Maka, mari kita nikmati kopi kehidupan tersebut, apapun itu.. (Akhukum Fillah)

No comments:

Post a Comment