GURU MIM BANARAN SAMBUNGMACAN

GURU MIM BANARAN SAMBUNGMACAN

siswa

siswa

.

Q.S. Ali Imran : 104

"DAN HENDAKLAH ADA DI ANTARA KAMU SEGOLONGAN UMAT YANG MENYERU KEPADA KEBAJIKAN, MENYURUH KEPADA YANG MA’RUF DAN MENCEGAH DARI YANG MUNKAR; MEREKALAH ORANG-ORANG YANG BERUNTUNG.” (Q.S. ALI IMRAN [3]: 104)

KH. AHMAD DAHLAN

"HIDUP-HIDUPILAH MUHAMMADIYAH DAN JANGAN MENCARI HIDUP DI MUHAMMADIYAH"

YASINAN GAYA BARU

"YASINAN GAYA BARU"

Peristiwanya terjadi di Palembang, di Ulak Paceh, ketika Ust. AR ditugaskan di sana. Ada seorang ulama' yang sangat terkenal dan sangat di hormati di desa itu. Sayang ulama' itu SGT BENCI dengan Muhammadiyah.

Pada saat itu Muhammadiyah masih termasuk baru. Mungkin beliau itu sudah terpengaruh isu-isu buruk yang ditujukan kepada Muhammadiyah, karena itu setiap orang Muhammadiyah selalu disikapi secara sinis.

Apalagi Ust. AR orang baru, datang dari Jawa (Yogyakarta) dan langsung bertugas di sekolah Muhammadiyah. Karena itu Ust. AR selalu disikapi dengan acuh, dingin dan kadang-kadang masam.

Kebetulan, kalau Ust. AR mau mengajar selalu lewat depan rumah ulama sepuh itu. Sebagai orang muda (pada waktu itu Ust. AR masih sekitar 18th) kalau ulama itu ada di depan rumah selalu diberi salam terlebih dahulu.

Akan tetapi salam Ust. AR itu tidak dijawab dan sll disikapi dengan dingin dan acuh. Meskipun demikian Ust. AR tidak pernah bosan. Setiap ketemu langsung selalu memberi salam.

Lama-lama ulama itu mau menjawab walaupun tidak lengkap. Misalnya ketika diberi salam "Assalaamu'alaikum" beliau hanya menjawab "Salam" atau "Lam". Dan Ust. AR terus saja, setiap ketemu selalu memberi salam.

Akhirnya pada suatu hari ulama' itu menjawab salam dengan lengkap "Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakaatuh" disertai senyum manis. Karena jawabannya lengkap, Ust. AR langsung berhenti dan menjabat tangan ulama itu sambil tersenyum.

Di luar dugaan pembicaraan menjadi panjang dan pada akhirnya ulama itu bertanya; "Apakah Guru ini orang Muhammadiyah?" (Ust. AR di Ulak Paceh biasa dipanggil Guru). Jawab pak AR ; "Ya, saya orang Muhammadiyah.
Dulu belajar di Darul Ulum Muhammadiyah Yogya".

"Jadi guru ini benar-benar orang Muhammadiyah?" tanya ulama itu lagi sambil menatap dengan tajam. "Ya, saya orang Muhammadiyah" kata Ust.  AR. "Lho, org Muhamadiyah kok baik" kata ulama itu. Ust. AR tersenyum sambil bertanya ; "Apa orang Muhammadiyah itu jelek? Kata siapa?". Jawab ulama itu : "Ya kata orang-orang, Muhammadiyah itu Wahabi, suka mengubah agama dan suka mengkafirkan orang lain" kata ulama itu. "Lha itu kan kata orang, tetapi sekarang Angkau (sebutan utk ulama) sudah melihat sendiri, saya ini orang Muhammadiyah, bukan hanya kata orang-orang" kata Ust..AR. "Iya ya, kalau begitu orang-orang itu tidak benar" kata ulama itu. "Begitulah" kata Pak AR. "Kalau begitu, begini"; kata ulama itu lebih lanjut. "Besuk malam Jum'at, Guru saya undang untuk Yasinan". "Baik, insya Allah", kata Pak AR, meskipun beliau merasa bingung juga bagaimana yasinan itu, karena pak AR tidak pernah diajari bgm Yasinan. Apalagi Muhamadiyah tdk mempraktekkan amalan Yasinan.

Selama beberapa hari, menjelang malam jum'at Ust. AR berfikir keras bagaimana kalau tiba-tiba diminta memimpin Yasinan, padahal belum pernah ikut Yasinan dan tidak tahu bagaimana cara Yasinan itu. Namun akhirnya ketemu juga kiat, kalau diminta tampil dalam Yasinan itu.

Pada malam Jum'at yang dijanjikan berangkatlah Ust. AR menghadiri undangan ulama itu. Dan benar juga dugaan beliau, bahwa beliau akan diminta tampil dalam Yasinan itu. Maka ketika kesempatan diberikan kepada Ust. AR, beliau bertanya apakah hadirin, "Apakah hadirin sudah sering ikut yasinan?" Dijawab oleh mereka serempak : "Sudah Guru". "Selama ini Yasinannya seperti apa?" tanya Ust. AR. "Ya seperti biasa," jawab mereka.
"Jadi bapak-bapak ini sudah bisa semua, sudah hafal semua" tanya Ust. AR lagi. "Ya, sudah hafal" jawab mereka bersama sama. "Bagaimana kalau sekarang kita yasinan model baru, supaya bapak-bapak punya pengetahuan lebih luas dan punya pengalaman lain? Setuju ?" tanya Ust. AR. "Setuju" jawab mereka serempak.

Kemudian kata Ust. AR ; "Sekarang kita baca Surat Yasin satu ayat demi satu ayat". Lalu dibacalah ayat pertama, kemudian diminta salah seorang mengartikannya. Kalau tidak bisa Ust. AR membantu. Setelah selesai diartikan, kemudian oleh pak AR dijelaskan apa itu Surat Yasin yang sering dibaca itu, kemudian arti dan maksud ayat-ayat itu.
Meskipun malam itu hanya memperoleh dua tiga ayat rupanya hadirin cukup puas. Bahkan ada permintaan dapat dilanjutkan pada saat yasinan yang akan datang.

Kata Ust. AR, "Kalau saya, sebagai orang muda, saya terserah saja pada hadirin sekalian. Tetapi yang paling penting tergantung pada Al Mukarrom Angku ulama, orang tua kita itu".

Diluar dugaan, ulama itu menyetujuinya. Meskipun demikian Ust. AR tidak serta merta minta mengisi setiap malam Jum'at, tetapi supaya berselang-seling. Malam jum'at, malam gasal Yasinan model lama yang mimpin Angku ulama, dan pada malam Jum'at malam genap Yasinan model baru yang ngisi Ust. AR.

Lama-lama Angku ulama itu menyerahkan pimpinan Yasinan itu kepada Ust. AR dan jadilah Yasinan itu menjadi pengajian tafsir Al Qur'an.

Begitulah, rupanya dulu Ust. AR juga sudah melakukan dakwah kultural...

* Ust. AR = KH. AR. FAKHRUDIN, Tokoh besar Muhamadiyah Indonesia.

Ulama yg Faqih, Sabar dan TERKENAL SGT ZUHUD.

Sbg tokoh puncak Muhamadiyah, Ormas Islam TERKAYA di dunia, beliau bs sj hidup 'mewah'. Namun beliau tdk mau melakukan hal itu.

Beliau hidup & menafkahi keluarganya hanya dr BERJUALAN BENSIN ECERAN di dpn rmh kecilnya yg sgt sederhana.

Suatu saat, beliau sakit dan dokter mengharuskan operasi. Krn TIDAK PUNYA BIAYA, tokoh2 Muhamadiyah 'patungan' membantu utk biaya operasi.

Apa yg terjadi? Begitu operasi selesai trnyata dana bantuan itu sisa. Dan SEMUA DANA BANTUAN ITU DIKEMBALIKAN. Subhaanallaah..

Ust. AR, bukan hanya tokoh Muhamadiyah. Beliau adl salah satu Ulama bangsa Indonesia bahkan diakui dunia.

Beliau sgt kuat berpegang pada pesan pendiri Muhamadiyah (KH. Ahmad Dahlan) ; "HIDUP-HIDUPILAH MUHAMADIYAH, JANGAN "MENCARI HIDUP DI MUHAMMADIYAH

Smg bermanfa'at. Aamiin.

No comments:

Post a Comment