SEJARAH MUHAMMADIYAH SRAGEN
A. LATAR BELAKANG BERDIRINYA MUHAMMADIYAH DI KAB. SRAGEN
Latar belakang berdirinya Muhammadiyah di Kabupaten Sragen, tidak jauh
berbeda dengan kelahiran Muhammadiyah secara nasional, antara lain
sebagai berikut :
1. Berkat pendalaman para kaum Muslimin dan Muslimat Sragen terhadap Firman Allah dalam Al-Qur’an terutama :
a. Surat Ali Imran ayat 104 tentang amar ma’ruf nahi munkar
b. Surat Al Maun yang terdari dari 7 ayat. Tentang mencintai anak yatim, sayang kepada fakir miskin.
2. Perilaku masyarakat yang terikat oleh adat kebiasaan yang
berkaitan dengan upacara kelahiran, perkawinan dan kematian yang tidak
sesuai dengan ajaran Islam yang sebenarnya.
3. Kurangnya lembaga pendidikan Islam atau tidak adanya pelajaran agama Islam di sekolah-sekolah waktu itu.
4. Arus Kristenisasi lewat pendirian Sekolah Kristen yang dibiayai oleh Zending baik di kota Sragen maupun Plupuh.
5. Telah berkembangnya Muhammadiyah diberbagai daerah dan telah
berlangsungnya Konggres Muhammadiyah yang ke-16 di Pekalongan tahun
1927.
B. SEJARAH PERJUANGAN GERAKAN MUHAMMADIYAH DAERAH SRAGEN
1. MASA PENJAJAHAN BELANDA
Sampai dengan tahun 1926 secara Nasional Muhammadiyah telah
melangsungkan Konggresnya yang ke-15 di Surabaya, dan periode
kepemimpinan Muhammadiyah di Pusat telah berlangsung 2 (dua) periode
kepemimpinan :
a. Periode KH. Ahmad Dahlan Tahun 1912-1923
b. Periode KH. Ibrahim tahun 1923-1932
Tahun 1926 : Bapak Prawiromisastro (ayah dari Ibu Supini PPI)
Mulai merintis terbentuknya Muhammadiyah di Sragen
Tahun 1926 ini pulalah mulai terbentuk Muhammadiyah Cabang Sragen namun
pengesahannya baru 2 tahun kemudian. Dengan SK. No.69/SK.PM, 1 Juli
1928. Kepengurusan Cabang Muhammadiyah Sragen disyahkan. Adapun susunan
pengurus PCM Srageb antara lain :
Ketua : R.Ng. Tjitroseno (Pens. Asis. Wedana Warujayeng, Kediri)
Wakil Ketua : R.Ng. Wirjosumitro (Pens. Mantri Gardu Garam Poh Jaring,
Sukodono) Ayah Ibu Suwarni Sukuswo.
Pembantu : R.Ng. Mangunmardowo (Pens. Asis. Wedana
Boyolali). Sastrosudirjo (Pens. PUK /ayah Supadmo, Sragen Manggis),
Tjitrohardojo (Juru Tulis Kaonderan Karangmalang).
Istri-istri beliau juga sebagai Aisyiayah dan memimpinya.
Tahun 1929 Pengurus periode II terbentuk
Ketua : R.Ng. Wiryosumitro (Menantu Bp. Tjitroseno)
Wakil Ketua : R.Ng. Sastro Sumarto (Kepala SR I Sragen)
Sekretaris : R.Ng. Gitoatmojo ( Guru SR I Ngrampal)
Keuangan : Sastrowardoyo (Guru SR I Sragen)
Komisaris : R.Ng Surowardoyo (Krapyak)
Mangunsumarto (Guru SR I Sragen)
R.Ng Puspowidjoyo (Pens. Peg. Candu Garam)
Sastrongulomo (Al. Hadisumarto)
Gito Santoso (Pens. Jawatan Penerangan)
Pada tahun 1930 Aisyiyah mengadakan ulang tahun, rapat akbar dan bazar
diselenggarakan di halaman dan Pendopo Kabupaten Martonegaran (sekarang
pasar cilik) dipimpin oleh Ibu Gitoatmojo dan pembicara oleh Ibu Demang
Sukati. Dihadiri dan dilaksanakan berpakaian HW anak-anak kelas 5, 6, 7
Neutrale HIS dipimpin Mijnheer Soemarno.
Pernah mengadakan sholat Idhul Fitri dilapangan Murni dengan peserta 2
(dua) baris/shof bertindak sebagai imam dan Khotib Bapak Rois.
Pengurus Periode III Tahun 1934-1940
Susunan pengurunya diperbanyak dan ditambah :
Bagian Tabligh : R. Poedjopangripto
Bagian Pemuda : Darsohardjono (Guru SR I)
Sudarman ( Guru SR I)
Sutikno ( Guru SR. I)
Berbagai kegiatan yang dilaksanakan, mendirikan Sekolah NAS (Nederlands
Aisyiyah School pada tahun 1936. Berstandart HIS bertempat di Sragen
Dok. Sebagai guru-gurunya antara lain :
a. Ibu Walijah
b. Ibu Sumiyati
c. Ibu Sukati
d. Ibu Abdul Aziz
e. Ibu Indarsi
f. Ibu Supini
Dan mendirikan Sekolah Schakel School Kelas IV-KI. VII menerima murid
dari Vervalgschool dan NAS Kelas IV. Sebagai guru-gurunya antara lain :
a. R.M Hartono
b. R. Soetomboel
c. Ibu Indrasti
d. Hadisumarto
e. Waloyo
f. Bp. Ibnu Abdullah
g. Bp. Sukarno
Pada tahun 1935 terbentuklah Muhammadiyah Group Plupuh namun ikut
Cabang Solo, sebagai Ketuanya adalah Bapak Toto Suparno (Lurah
Karangwaru). Kemudian pada tahun 1936 Grop Plupuh mendirikan S.R
Muhammadiyah SP Kelas V dan sebagai Kepala Sekolahnya Bapak Hadi
Suparmin. Yang bertindak sebagai guru-gurunya antara lain :
a. Trisnoharyono
b. Siswomartono
c. Wignyo Suparlan
d. Ismadi
e. Hadisumarto
Tahun 1938 Group Plupuh mendirikan Sekolah CVO (Cursus Volks Onderwys) 2
tahun lama belajarnya. Kepala Sekolah dijabat oleh Bapak
Tjiptohamijono, HR. Hasil belajar meluluskan 3 (tiga kali) antara :
1940 : 24 Orang
1941 : 21 Orang
1942 : 27 Orang
Pada tahun 1935 dibentuk Group-Group (ranting) diberbagai daerah antara lain:
-
Gondang e. Sukdono
-
Sambirejo f. Gemolong
-
Karangmalang g. Kalijambe
-
Sidoharjo h. Masaran
1.1. Ketua Group Gondang berturut-turut :
-
Pringgoharjo (Sinder Kehutahan)
-
Sawiruddin
-
Parli dan Ibnu Abdullah salah seorang pengurus
1.2. Ketua Group Sukodono : Cokrosudiro (Kep. SR Sukodono)
Usahanya : Mendirikan Mambaul Oelum (MO)
Gurunya : Bapak Syomdani
Bapak Diryowikato
Dan mengadakan pengajian di 20 tempat secara rutin.
1.3. Ketua Group Sumberlawang :
-
Bapak Suhud (Naib Sumberlawang)
-
Bapak Abu Sujak (ayah bapak Mukibun)
Group-group lainnya belum diketahui ketuanya.
Aisyiyah Kabupaten Sragen pada tahun 1938 mengadakan “Momen Aksi” yang
disebut (Hari Anak Yatim). Kegiatannya antara lain mengumpulkan
anak-anak yatim + 100 anak dan diberi makan dan pakain pantas pakai. Berbagai kegiatan dan amalan yang lain adalah :
-
Menentukan puasa dan Hari Raya sampai dengan Hisab
-
Sholat Idhul Fitri di Lapangan
-
Pembentukan Panitia Zakat fitrah dan Qurban
-
Mengadakan Khitanan Massal
3) Ibu Suprapti
Pada tahun 1918 dibentuk HW, Pemuda Muhammadiyah (SD Putusan Konggres
ke-21 di Makasar 1932), diganti menjadi Bagian Pelatih. Dalam geraknya
yang terbatas terutama pengajian-pengajian masih dapat berjalan di kota
Sragen.
Perlu diketahui bahwa tanggal 7 Nopember 1943 Partai Masyumi dibentuk
di Yogyakarta, didukung oleh PSII, NU dan Muhammadiyah. Partai ini
diijinkan oleh Jepang berdiri untuk menggantikan MIAI (Majlis Islam A’la
Indonesia), Federasi 13 Organisasi Muslim yang dibentuk pada tanggal 21
September 1937 di Surabaya), yang dibubarkan pada bulan Oktober 1943.
karena MIAI sudah tidak didukung lagi oleh NU dan Muhammadiyah dan tidak
memuaskan Jepang.
Dengan kelahiran Masyumi yang juga terbentuk di daerah-daerah maka
sulit membedakan antara pengurus anggota Masyumi dan Muhammadiyah.
Walaupun ada juga yang membagi tugas siapa yang aktif di Muhammadiyah
dan siapa di Masyumi. Di Kabupaten Sragen Bapak Juwadi, Bapak Kasah,
bapak Pratowo dan Bapak Abdul Aziz banyak mengambil kegiatan di bidang
Kepartaian, walaupun juga tidak melupakan perjuangan Muhammadiyah. Pada
tahun 1944 SR Sempoerna Aisyiyah dilokasi SMP Muhammadiyah sekarang
ditutup Jepang. Dan digabungkan dengan SR Kristen menjadi SR Negeri.
Guru-gurunya dijadikan Pegawai Negeri dan dipindah tempat di sekolah
kosong, meja kursi dipinjamkan ke PMI Sragen.
2. JAMAN KEMERDEKAAN
1. Masa Perjuangan Bela Negara : 1945 – 1954
Kepengurusan Muhammadiyah masa ini masih seperti pengurus periode IV
dipimpin oleh Bapak Pujopangripto. Kegiatan tidak begitu menonjol,
karena beberapa anggota aktif dalam Kelasaran dalam perjuangan Bela
Negara dan membantu jalannya roda Pemerintahann. Dengan dibentuknya KNI
pada minggu ke-2 bulan September 1945 di Sragen dibentuk KND (Komite
Nasional Daerah), 10 orang anggota Muhammadiyah duduk dalam KND antara
lain : Bapak juwadi, Bapak Kasah, Bapak Chusaini dan Ibu Abdul Azis.
Sesuai dengan UU No. 1 tahun 1945 dibentuklah Badan Eksekutif di Sragen
dan Bapak Kasah masuk di dalamnya. Badan Keamanan Rakyat (BKR) dibentuk
yang memimpinm Batalyon IV BKR Sragen adalah Bapak Gitowidakdo (Anggota
Muhammadiyah).
Dibidang Kelaskaran
Anggota-anggota Muhammadiyah menjadi anggota Laskar Rakyat al :
a. Bapak Wuryanto di AMS
b. Ibu Indrasti
c. Ibu Kasah di PPWS (Pers. Pejuang Wanita Sukowati)
Anggota Barisam, Kyai Laskar hizbullah, Sabilillah, dll., banyak dari
anggota Muhammadiyah. Pada tahun 1947 terjadilah Clash ke-I, banyak
pengungsi datang ke Sragen dari Salatiga dan Bandung. Muhmamadiyah watu
itu menampung anak yatim dan orang jompo dibekas Seklah NAS. Clash
ke-II, Kantor Pos dan Giro, Panti Asuhan yatim pindah ke Mojomulyo
(Sekarang untuk PR, PCM Panti Raharjo) yang pada tahun 1950 anak-anak
ditampung oleh Kantor Sosial di Pamardi Siwi, Jetis, Sragen.
Pada masa perjuangan fisik ini, diusahakan juga :
a. Pendirian SMP Muhammadiyah siang hari
b. Pendirian SGB Muhammadiyah di SR VI (Belakang Kawedanan Sragen).
Guru-gurunya antara lain :
a. Darmo Cahyono (Kantor Pendidikan Agama)
b. Bangun Sumarto
c. Biarno
Pada tahun 1949 Muhammadiyah merintis berdirinya SR Muhammadiyah Kab. Sragen :
a. Bermula dari siswa calon murid baru SR I lebih kurang 50 anak
b. Anak ini ditampung di rumah Bapak Tarto Pengaja SR I
c. Guru yang diserahi mengajar Ibu KAsah
d. Tempat SR ini dipindah-pindah dari kliteh ke belakang Garuda dank e Sragen Manggis.
e. Mendapat bantuan guru dari Solo : Bapak Wuryanto.
f. SR Ini diakui oleh Pemerintah Tahun 1951
g. Mendapat Subsidi dari Sub. Jateng tahun 1952. Subsidi tahun 1971 sebesar Rp. 236.154,- selama setahun.
Sekitar tahun 1959-1960 ketika Bapak Mulyadi Joyomartono menjadi
Menteri Sosial YAPPI menerima Bantuan Kantor dan Gedung. Demikian pula
menerima sebidang tanah dari Pemda Sragen untuk Masjid dan perluasan
pondok di Mojomulyo. Selanjutnya didirikan pula Percetakan UPERPI yang
sekarang dikelola oleh Bapak Basuki yang berlokasi di Pondok putrid
Muhammadiyah (Belakang Kawedanan Sragen). Dulu dari Bapak Juwadi dan
Bapak Sutarso (Kebon Asri) pada Putusan Muktamar Muhamamdiyah ke-31 di
Jogyakarta agar Muhammadiyah memiliki Percetakan.
3. MASA CEMAS, GANAS DAN TAHAN NAFAS
Periode Kepengurusan Muhammadiyah merupakan Period eke-VII
Susunan Pengurus tahun 1960-1966
Ketua : Darmosumarto
Wakil Ketua : Much. Chusaini
Penulis : Sukusno
Bendahara : Jamhari
Pembantu: Asmuni Fattach.
Bapenda Cab. : Prawiro Sucipto
Pada periode ini Muhammadiyah Sragen dipimpin oleh seorang yang lemah
lembut, halus, sabar namun situasi yang dialaminya adalah suasana :
a. Masa kecemasan : karena ulah PKI masyarakat dibubarkan 17
Agustus 1960, tokoh Masyumi banyak yang ditahan, umat Islam
dikambinghitamkan aksi sepihak dimana-mana istilah Borjois, Kapitalis,
Spportunis, DI kontra revolusi banyak dituduh ke umat Islam.
b. Ganas, tindakan kaum komunis baik menjelang atau saat G30S PKI meletus sungguh ganas.
c. Panas, suasana adu kekuatan menjelang meletusnya G30S PKI dan
pada saat perjuangan Orde Baru KAPPI, KAMI, KOKAM berhadaban dengan PNI
asli pendukung Bung Karno sungguh ganas.
d. Tahan Napas, karena bagaimanapun Muhammadiyah Sragen dengan
KOKAM-nya harus dapat menahan diri dalam keadaan tahan napas.
Dalam perjalanan kepengurusan maka pada hari Kamis tanggal 23 September
1965 bagian Pendidikan dan Pengajaran Cabang Sragen (BAPENDAPCA)
diserah terimakan dari Bapak Prawirosutjipto kepada Bapak SA. Rosyidi.
Penyerahan kekuasaan dilampiri daftar kekayaan berupa :
a. Uang pesanan stempel Madrasah dan KKM sebesar Rp. 9.325,-
b. 1 meja, 3 kursi dan 1 almari pakaian r dirumah Bapak Purnomo.
Dalam suasana yang penuh pertentangan antara pemuda rakyat – Pemuda
Marhaen (GPN) – Pemuda Muhammadiyah, maka pada saat Pimpinan Pemuda
Muhammadiyah dipegang oleh Syamsul Huda, Pak Syamsuri, Pak SA Rosyidi
pernah mendatangkan barisan Drum Band dari Bekonang pimpinan pak Ahyani.
Drum Band yang lengkap dengan seragam 2 stel keliling Kota Sragen,
sungguh mengherankan, karena belum pernah ada, Drum band yang hebat,
lengkap dan mengagumkan. Mereka berganti pakaian di Masjid Ittihat
(sekarang Al Falah) untuk keliling yang kedua kalinya. Baru setelah
organisasi-organisasi pemuda berusaha memilikinya, tetapi yang pertama
memiliki juga KOKAM Sragen, yang berpakaian doreng.
Sebagai Mayoretnya : Dn. Siswoko dan Imam Maliki
Bag. Teknik dan pakaian : Masduki (Kepala SD Mojo Sragen)
Komandan : Syamsul Huda, SA. Rosyidi
Anggota a.l. : A. Sukemi, Ichsan Triyono, Fachtur Sutarno,
Suhardi, Ali Rohman, Darmanto, joko Utomo,
dan Hadi Subroto.
Pada tahun-tahun ini masa Demokrtasi terpimpin, lahirlah istilah
Nasakomisasi disegala bidang, sedangkan golongan A, diwakili NU
terjadilah NUisasi, khususnya di Dep. Agama yang kebetulan Menteri
Agamanya juga dari NU. Pegawai Depag, Naib-naib dari Muhammadiyah mulai
goyah, dipindah atau sukar naik pangkat, akibatnya sebagian besar naib,
guru agama Sragen pindah ke NU. Demikian juga MIM (Madrasah Ibtidaiyah
Muhammadiyah) yang semula bernama MWB banyak yang menghapusnya, menjadi
MIS atau MI saja. Ditambah lagi Sekolah Guru-Guru Madrasah banyak
lulusan USA, yang merasa diangkat oleh Depag sebagai guru negeri, maka
MWB Sragen yang semula lebih dari 100, tinggal beberapa puluh saja.
Gerak Perjuangan Muhammadiyah yang terganggu karena goncangan sosial
dan politik di Negara Indonesia ini, dipahami juga oleh PP Muhammadiyah
periode Bapak HM. Yunus Anis 1959-1962. Pada saat itu, beliau mampu
merumuskan suatu pedoman penting berupa :”Kepribadian Muhammadiyah”.
Periode berikutnya Bapak. KH. Ahmad Bardawi 1962-1968 suatu periode
dimana PKI ternyata terbuka kedoknya sebagai dalang dari G30S PKI. Oleh
karena itu dengan tandas beliau berfatwa :”Membubarkan PKI adalah
Perbuatan Ibadah”.
Dengan prestasi yang ditunjukkan oleh Muhammadiyah dalam membangun Orde
Baru, maka Muhammadiyah mendapatkan pengakuan sebagai organisasi sosial
yang berfungsi politik riil. Maka dibentuklah “Majlis Hikmah” suatu
Majlis yang mengurusi urusan politik. Majlis Hikmah di Sragen dipimpin
oleh Bapak Asymuni Fattach. Anggotanya Bapak SA. Rosyidi dan Bapak
Prawiro Sucipto.
Perjuangan Muhammadiyah dalam menegakkan Orde BAru di Sragen antara lain :
a. Sdr. SA. Rosyidi, Guru SPGN, (Anggota Muh) bersama Pak Rambat,
Pak Sutarman dan Pak Sukarjo, dll, menjadi anggota Hansip di bawah
Komando Bapak Margo Sayuti, ikut melaksanakan pembersihan PKI dan
menjaga tawanan Gerwani di Kebon Asri.
b. Sdr. SA. Rosyidi, dengan Surat No. 11/TPPPKP/21-1966 Tgl. 11
November 1966 sebagai anggota Team Penerangan s/d Febuari 1968 PEPEKUPER
Sragen.
c. Sdr. Syamsul Huda, Pemuda Muhammadiyah Ketua Presidium KAPPI
Sragen (Kep. AP/KS/Sek/05/67) dibantu : Sangsang, Syamsuni, P. Hadi
Subroto, F. Sutarno.
d. Peristiwa Mencekam :
Juli 1967 KOKAM menghadiri ulang tahun PNI ke-40 dengan pembicara Hadi
Subeno, diancam dengan pethel, akan dikeroyok oleh peserta apel yang
bersenjatakan pethel, mereka memaksa untuk menyambul yel “Hidup Bung
Karno”, KOKAM menahan diri untuk pulang. Pimpinan KOKAM SA.
Rosyidiprotes keras dan malam harinya Sidang di KOMRES dan hasilnya
“Damai”.
Konsekuensinya, Muhammadiyah sebagai organisasi berfungsi politik Riil.
Muhammadiyah diberi hak duduk di DPRD Sragen sebanyak 3 (tiga) orang
masing-masing :
1) Bapak SA. Rosyidi
2) Bapak Prawiro Sucipto
3) Bapak Amin Hamidi
SK Pengangkatan No. PUOD. 1/9/10 Tgl 9 Febuari 1968
SK Pemberhentian No. PUOD. 3/47/5 Tgl. 7 Oktober 1971
Dalam periode kepengurusan ini berdiri sekolah-sekolah :
1) 4 SMP Muhammadiyah (Banaran, Gemolong, Tanon, Masaran)
2) 2 MTs Muhammadiyah ( Buluboto, Gemolong)
3) 1 SMEA Muhammadiyah dengan Kepala Sekolah Bapak Sunardi Ds, BA ; Jumlah murid awal 20 anak
4) 1 Muh di Siboto Kalijambe
5) Beberapa Madrasah Diniyah kurang lebih 18 buah.
6) Sebuah SKKP Muhammadiyah dari Taman Murni yang dibangun dengan pinjaman sepasang gelang dari Ibu Sungidi.
Muhammadiyah menyelenggarakan Muktamar dan Pemuda Muhammadiyah menghadiri antara lain :
1. Di Yogyakarta Tahun 1968: Ibu Azis, Ibu Dullah, Ibu Suhaimi, Ibu Fuadi
2. Di Jakarta Tahun 1966 : Muktamar Pemuda Muh ke-IV
Sdr. SA. Rosyidi, Sdr. Slamet, Sdr. Bagus Suyoto.
Partai Muslimin Indonesia (Parmusi) terbentuk.
Setelah melalui rapat-rapat yang ke-19 kali oleh panitia, akhirnya
Partai Muslimin Indonesia terbentuk dengan surat Keputusan Presiden No.
70 Tahun 1968
Ketua Pimpinan Pusat : H. Djarnawi Hadikusumo dari Muh.
Sekretaris Umum : Drs. Lukman Harun dari Muh
Selanjutnya daerah-daerah segera mengikuti pendirian Parmusi antara
lain Kab. Sragen. Periode Kepengurusan Parmusi Cabang Sragen :
Ketua : SA. Rosyidi dari Muh
Sekretaris : Syamsuni dari Muh
Kepengurusan BAPENDAPCA Kab. Sragen Tahun 1965-1968 berdasarkan SK
Pimpinan Cabang Sragen No. F.7/1965 Tgl. 23 September 1965 a.l :
Ketua : SA. Rosyidi
Wk. Ketua I ; Sadjimin
Wk. Ketua II : Soewarno
Penulis I : Suyatno HM
Penulis II : Ijan
K.U I : Sutarso
K.U II : Abdullah
Pembantu : Joko Taslimun, BA
Perubahan terjadi pada tanggal 14 Januari 1966 Sdr. Suyatno HM mundur
diganti oleh Soedarto, BE sekarang aktif di PGRI. Pada masa ini pula di
Gemolong dibuka IKIP Muhammadiyah Cabang Surakarta di Gemolong. Dosen
sebagian besar dari IKIP Muhammadiyah Surakarta a.l :
a. Bapak Drs. Sukarjo
b.Bapak Asyhuri
Tempat di Kompleks Masjid Gemolong, kantor dimukanya : suatu ketika
IKIP ini diharuskan pindah di Kabupaten dan akhirnya harus menggabung ke
Solo, setelah usaha-usaha untuk mendapatkan ijin gagal
Kepengurusan periode ke-VI : batas-batas tidak jelas.
Susunan Pengurus berdasar Surat Pengesahan PP No. 59/PMD Tgl. 30 Nopember 1966 s/d Korp. Muh. Daerah : 2 Oktober 1966.
Ketua : Asymuni Fattach
Wakil Ketua : Darmosumitro
Sekretaris : Syamsuni
Bendahara : Djamhari
PPK : SA. Rosyidi
Anggota : Badrun
Ky. Sodiq
Zuslam
Ahyani
Chusaini
Prawirosudiro
6. MASA MINGGRANG MINGGRING – PRINDANG-PRINDING
Masa ini terjadi antara tahun 1970-1978. Tahun-tahun menjelang pemilu
1971 dan 1977, merupakan suatu tahun dimana para anggota Muhammadiyah
diresahkan oleh arus monoloyalitas. Sehingga mengakibatkan para anggota
merasa taku apabila disebut disebut orang Muhammadiyah atau takut
menjadi Pengurus Muhammadiyah kecuali yang memang siap siap mental dan
mendapat ijin dari atasannya. Diundang Halal-Bihalal oleh Muhammadiyah
setahun sekali saja ada yang tidak berani datang.
Susunan Pengurus PDM waktu itu :
Ketua : Djamhari
Penulis : Sardji Adisunarto
PPK : SA. Rosyidi
Walaupun demikian kemajuan dibidang pendidikan a.l :
1) Tahun 1968 didirikan SMEA Muh Kep Sek I. : Soenardi DS
2) Tahun 1976 didirikan SPG Muh Kep. Sek. I : Syamsul Huda
3) Tahun 1977 didirikan SMA Muh Kep. Sek I : Sameto
4) Tahun 1977 didirikan STM Muh Kep. Sek I : Cholid Rois
7. MASA KEBANGKITAN KEMBALI
Masa ini berlangsung antara tahun 1978-1985
Tahun 1978 Pimpinan Muhammadiyah masih dipegang oleh Bapak Djamhari dan
Majlis Pendidikan dengan Surat Keputusan PMD No. A-1/602/1978 Tgl.
20-12-1978 dengan susunan pengurus sbb :
Ketua I ; Ichsan Triyono
Ketua II : SA. Rosyidi
Sekretaris : Muti Uddin, BSc
Bendahara : Suyatno HM
Sutarno, BA
P. Hadisubroto, BA
Suhardi DA, Ba
Masa periode ini sebenarnya sudah tidak termasuk sejarah masa lalu atau
kisah masa lampau karena hampir semua yang hadir dalam seminar ini ikut
mengalami dan menyaksikannya. Namun sebagai gambaran/ilustrasi untuk
mendukung istilah kebangkitan a.l :
1) Mulai mengangkat Guru Tetap dan Karyawan Tetap
2) Menyusun pedoman Gaji guru
3) Menyusun pedoman penyelenggaraan Administrasi.
4) Mengadakan Raker Kepala Sekolah dan Bendahara
5) Pembangunan Gedung sekolah baru
Seperti SPG 8 lokal, SMP bekas YAPPI, SMA 16 lokal, SMEA 10 lokal, STM 7 lokal, SMP Muh 11 Kedawung 8 lokal.
Mulai mengadakan Tabungan kemudian (Takem) dan Tabungan Kesejahteraan (Takes).
8. MASA KETEGAPAN antara Th. 1985 – 1990.
Atas dasar SK PP Muh. No A-2/SKB/000/8590 Tgl. 4 JUni 1986
Susunan Pengurus PDM Sragen
Ketua I : Muti Uddin, BSc
Wk. Ketua I : M. Chumaidi, SA
Wk. Ketua II : Ahmad Sukemi
Wk. Ketua III : Achyani Tugiyarto, BA
Sekretaris I : Drs. Jumadi
Sekretaris II : Drs. Muh Sauman
Bendahara I : Drs. Daldiri
Bendahara II : Solichul Qodri, BA
Anggota : M. Amin Ismail
Ichsan Triyono, BE
Suyatno HM, BA
9. MASA PEREMAJAAN : 1990 – 1995
Susuna pengurus banyak didominasi Generasi Muda/Generasi Penerus yang menduduki jabatan :
Ketua I : Muti Uddin, BSc
Wk. Ketua I : Ahmad Sukemi
Wk. Ketua II : Ichsan Triyono, BE
Sekretaris I : Drs. Muh Sauman
Sekretaris II : Mulyono Raharjo, BA
Bendahara I : Drs. Daldiri
Bendahara II : Sugeng, BA
10. MASA PENGEMBANGAN GERAKAN 1995 – 2000
Pada masa kepengurusan kali ini masih tetap banyak didominasi oleh
generasi Muda. Karena banyak dari generasi mudanya, Pimpinan Daerah
Muhammadiyah Kabupaten Sragen periode ini banyak melakukan pengembangan –
pengembangan gerakan. Pembangunan – pembangunan gedung – gedung milik
Muhammadiyah pada saat ini cukup lumayan untuk dibanggakan, diantaranya
adalah :
-
Pengembangan Balai Pengobatan PKU Muhammadiyah.
-
Pembangunan Masjid dan Gedung di Islamic Center Muhammadiyah.
-
Pengembangan Pondok Pesantren Muhammadiyah.
Pada masa kepengurusan tahun 1995 – 2000, susunan pengurusnya adalah sebagai berikut :
Ketua : Drs. Moh. Sauman
Ketua I : KH. Ahmad Sukemi
Ketua II : P. Hadi Subroto, BA
Sekretaris I : Drs. Jumadi
Sekretaris II : H. Moh. Bilal , BA
Bendahara I : Drs. A. Mastur Abbas
Bendahara II : H. Abdullah
Anggota /Ketua M. PKS : H. Suyatno HM, BA
Anggota/Ketua Majlis Kes : drg. H. Sunardi
Anggota/Ketua Majlis Dikdasmen : Sugeng, S.Pd.
Anggota/Ketua Majlis Tabligh : H. Qowam Karim, BA
Anggota : dr. Karyanto
Ketua Majlis Pustaka : Drs. Sugimin
Ketua Majlis Wakaf : Moh. Sukamto
Ketua BPK : Mulyono Raharjo, BA
Ketua Majlis Ekonomi : Muslich WR.
Ketua Majlis Kebudayaan : H. Isnaini KW
Ketua LPPK : Sukardi, SE
11. MASA PENUH DINAMIKA 2000 – 2005
Musyawarah Daerah Muhammadiyah Kabupaten Sragen pada tanggal 7 Mei
2001 menjadi sejarah Muhammadiyah Sragen. Sebab pada Musyda kali ini
muncul sebagai peraih suara terbanyak adalah seorang Kepala Dinas
Pendidikan Kabupaten Sragen, yang pada awalnya belum banyak terlibat di
dalam kepengurusan Pimpinan Daerah Muhammadiyah, namun sudah aktif di
tingkat Cabang. Pada masa kepengurusan kali ini tidak banyak perubahan
yang signifikan terjadi di Muhammadiyah, namun Muhammadiyah mulai di
kenal dilingkungan birokrasi. Pada periode ini pula Muhammadiyah berada
pada era reformasi dan sekaligus berada pada kondisi politik yang
memanas, sebab proses pemilihan presiden dan wakil presiden dilakukan
secara langsung, sehingga dampaknya juga dirasakan oleh Muhammadiyah.
Dan pada saat yang sama Ketua PWM Jawa Tengah (Drs. H. Ahmad Dahlan
Rais, M.Hum) juga mencalonkan diri sebagai Anggota DPD, sehingga mau
tidak mau banyak aktifis Muhammadiyah yang terjun pada dunia politik dan
akhirnya Muhammadiyah juga menerima imbas darinya.
Pada periode kali ini, walaupun berjalan tertatih – tatih, namun ada beberapa hal yang patut untuk dicatat, diantaranya :
-
Pengembangan Ponpes Darul Ihsan sehingga ada SMP Darul Ihsan.
-
Pengembangan Islamic Centre Muhammadiyah sehingga berdiri SDIT Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen.
-
Pengembangan Balai Pengobatan menjadi Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah dengan ijin Bupati Sragen.
-
Pada periode ini pula dibuat rencana Balai Muhammadiyah Sragen yang
mampu menaungi seluruh Majlis, Lembaga, Biro dan Ortom Muhammadiyah
tingkat Daerah, yang rencana peletakan batu pertamanya pada acara
rangkaian Musyda Muhammadiyah.
Pada masa kepengurusan tahun 2000 – 2005, susunan pengurusnya adalah sebagai berikut :
Ketua : Drs. H. Sutarno, MM
Ketua I : H. Qowam Karim, BA
Ketua II : Drs. H. Djamasri
Sekretaris I : Drs. H. Ahmad Mastur Abbas, MM
Sekretaris II : Drs. H. Achmad Markum
Bendahara I : Drs. H. Sururi
Bendahara II : Drs. Soewandi
Anggota /Ketua MPK & KM : Drs. H. Moh. Sauman, M.Pd.
Anggota/Ketua Majlis Dikdasmen : H. Sugeng, S.Pd.
Anggota/Ketua Majlis Tabligh : Drs. H. Sajidan, M.Pd.
Anggota/Ketua MPK dan SDI : H. Sumadi
Anggota/Ketua Maj. Tarjih & PPI : H. Abdullah Affandi, S.Ag, M.Ag
Ketua Majlis Wakaf : Drs. H. Sugimin
Ketua Majlis Ekonomi : Drs. Moh. Dawam
Ketua Lembaga Seni & Budaya : H. Ahmad Dahlan, SP
Ketua Lemb. Buruh,Tani, Nelayan : Nur Cholis
Ketua LPPK : Sukardi, SE
Ketua Lemb. Pemd. Hukum & HAM : Faisal Prawata, SH
12. MASA PENUH DINAMIKA TAHAP II 2006 – 2010
Muhammadiyah Sragen pada periode ini berada dalam kungkungan kekuasaan
otonomi daerah (yang sebenarnya sudah mulai pada periode sebelumnya).
Era otonomi daerah dan multi partai telah melahirkan tatanan kehidupan
local yang dinamis sekaligus pragmatis. Pragmatisme politik telah begitu
melekat ditengah masyarakat, sehingga idealisme gerakan Muhammadiyah
senantiasa diuji oleh tarik ulur kepentingan – kepentingan sesaat.
Muhammadiyah Sragen pada periode ini banyak mendapatkan ujian dan
sekaligus tantangan. Dinamika Pemilihan Anggota Dewan Perwakilan Daerah
(DPD) pada Pemilu tahun 2009 kembali memberikan tantangan kepada
Muhammadiyah. Setelah menjadi keputusan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah
Jawa Tengah tentang pengusungan kembali Ketua PWM Jateng (Drs. H.
Marpuji Ali, M.Si ) sebagai calon Anggota DPD Jateng, Muhammadiyah
Sragen mulai melakukan konsolidasi organisasi dan hasilnya perolehan
suara Calon DPD dari Muhammadiyah mendapatkan suara terbanyak diantara
calon yang lain. Namun, setelah penghitungan akhir tingkat Propinsi
Calon DPD dari Muhammadiyah ini juga gagal.
Selain hal tersebut, tantangan Muhammadiyah yang lain adalah hubungan
birokrasi Sragen yang kurang harmonis dikarenakan banyak kader – kader
Muhammadiyah yang melakukan kritik terhadap kebijakan public pemerintah
daerah. Namun ditengah tantangan dan cobaan yang bertubi – tubi ini,
Muhammadiyah Sragen mampu melakukan konsolidasi dan pembenahan –
pembenahan, diantaranya :
1. Pembangunan Gedung Dakwah Muhammadiyah Sragen yang menelan dana
lebih dari 400 juta. Gedung ini lalu dimanfaatkan sebagai secretariat
baru PDM Sragen yang semula di SMP Muhammadiyah 1 Sragen (Jl. Raya
Sukowati No. 129 Sragen. Gedung yang beralamat di Jl. Yos Sudarso No. 06
Kutorejo Sragen Telp. 0271-892775 ini selain sebagai Pusat Kegiatan PDM
Sragen, juga dimanfaatkan untuk kegiatan Majelis dan Ortom Muhammadiyah
Sragen.
2. Dibidang pendidikan; pada periode ini beberapa peningkatan terjadi, diantaranya:
2.1. Jumlah Sekolah – sekolah Muhammadiyah mengalami peningkatan;
yakni ada 13 SMP, 8 Madrasah Tsanawiyah, 8 SMA, 9 SMK dan beberapa
Pondok Pesantren Muhammadiyah.
2.2. Berkembangnya SDIT Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen menjadi salah satu sekolah favorit di Sragen.
2.3. Berkembangnya Ponpes Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen sebagai
tempat pengaderan Muhammadiyah Sragen, dimana Ponpes DIMSA ini kemudian
bisa melahirkan SMP dan SMA DIMSA.
3. Dibidang Kesehatan, PKU Muhammadiyah Sragen di Masaran
meningkat statusnya menjadi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah, namun di akhir
periode ini, status Rumah Sakit ini kembali diturunkan karena beberapa
factor.
4. Dibidang Tabligh dan Dakwah, pada periode ini ada peningkatan kegiatan Tabligh dan pengajian Rutin; diantaranya :
4.1. Pengajian Ahad Pagi Masjid Agung Al Falah Sragen yang dikelola Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus.
4.2. Pengajian Ahad Pagi di Masaran
4.3. Pengajian Ahad Pagi di Gabugan Tanon.
4.4. Pengajian Rutin di Gemolong dan Cabang – cabang yang lain
Sumber :
http://sragen.muhammadiyah.or.id/artikel-sejarah-muhammadiyah-sragen-detail-371.html