GURU MIM BANARAN SAMBUNGMACAN

GURU MIM BANARAN SAMBUNGMACAN

siswa

siswa

.

Q.S. Ali Imran : 104

"DAN HENDAKLAH ADA DI ANTARA KAMU SEGOLONGAN UMAT YANG MENYERU KEPADA KEBAJIKAN, MENYURUH KEPADA YANG MA’RUF DAN MENCEGAH DARI YANG MUNKAR; MEREKALAH ORANG-ORANG YANG BERUNTUNG.” (Q.S. ALI IMRAN [3]: 104)

KH. AHMAD DAHLAN

"HIDUP-HIDUPILAH MUHAMMADIYAH DAN JANGAN MENCARI HIDUP DI MUHAMMADIYAH"

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1435 H

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1435 H

 
Idul Fitri menjadi sebuah hari yang istimewa bagi Umat Islam. Karena dalam setahun sekali seluruh anggota keluarga akan bisa berkumpul di rumah. Sebagian anggota keluarga yang dalam hari-hari lainnya harus terpisah jarak dan waktu karena bekerja di luar daerah akan pulang ke kampung halamannya untuk bisa bertemu, bersilaturrahmi dengan seluruh keluarga.

Idul Fitri juga menjadi hari dimana akan terdengar banyak celoteh, gurauan juga candaan dari para keluarga yang sekian lama tidak melihat kondisi Rumah/ Desa kemudian berkomentar tentang kondisi daerahnya. Kadang ada yang hanya dengan gurauannya bertanya kepada Kepala Desa atau Perangkat Desa, tetangga, saudara dll, ”kenapa jalan depan rumah saya masih becek?” atau pertanyaan lainnya karena perbedaan di daerah rantaunya.

Atau karena sekarang ini sudah di era social media, maka sejak mulai bulan Puasa sudah banyak dijumpai status atau tweet tentang suasana kerinduan akan kampung halaman menjelang mudik dari para warga di daerah rantau.

Rasa penasaran, bahagia, heran atau bahkan kagum bisa saja saat ini dirasakan oleh sebagian warga khususnya yang baru saja kembali ke kampung halaman. Kami berharap dan berdo’a supaya teman- teman dan saudara- saudara semua dalam rangka Idul Fitri ini dapat selamat dalam bermudik dan kembali ke rantau dengan selamat.

Akhir kata, Kami Segenap Keluarga besar MIM banaran Sambungmacan Sragen mengucapkan Selamat Datang kepada Saudara Pemudik di kampung halaman yang baru datang kembali dari rantau. Selamat berbahagia bersama keluarga.

Dan kepada seluruh Warga Madrasah, warga Banaran & Sekitarnya, teman -teman di sosial media dan lain-lain, kami ucapkan :

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1435 H,
Minal ‘Aidzin Wal Faizin,
Mohon Ma’af Lahir dan Batin


POTRET NEGARA PANCASILA (SEBUAH RENUNGAN UNTUK KITA BERSAMA)


POTRET NEGARA PANCASILA (SEBUAH RENUNGAN UNTUK KITA BERSAMA)


Akhir-akhir ini bangsa kita dilanda krisis multidimensi, dimana bangsa Indonesia mengalami krisis dalam segala aspek kehidupannya termasuk krisis sejarah dan budaya. Sejak dideklarasikannya orde yang paling baru, yaitu orde reformasi oleh oknum-oknum politik bangsa Indonesia yang menganggap bahwa, satu-satunya jalan untuk meretas jembatan emas bagi masa depan bangsa Indonesia adalah menggulingkan rezim Orde Baru menuju Orde Reformasi yang mengagendakan demokrasi yang benar-benar demokrasi, mewujudkan keadilan yang benar-benar adil, dan memberantas segala kecurangan di tubuh pemerintahan.
Agenda ini sungguh teramat sangat bagus dan enak betul menusuk telinga dan perasaan kita semua. Namun, pelaksanaannya menyebabkan bangsa kita semakin amburadur terutama dalam aspek birokrasi, politik, hukum, dan tatanan pemerintahan. Sektor-sektor yang lain pun ikut amburadul sebab kebebasan terlalu disematkan. Apa yang terjadi?, Kenyataannya Indonesia bangsa yang dibangun dengan titisan air mata darah dan ditebus dengan berjuta nyawa semakin diremehkan oleh mata dunia.

Reformasi yang menghendaki perubahan kearah yang lebih baik, namun yang terjadi adalah sebaliknya. Krisis merajalela dalam semu aspek kehidupan, sedang orang-orang dipemerintahan sibuk berebut kursi dan saling menuding satu sama lainnya, maka timbullah organisasi-organisasi yang mengatas namakan rakyat demi kepentingan golongan mereka. Partai Politik (Parpol) tumbuh seperti jamur dimusim hujan. Hal ini adalah bukti dari kegagalan para demokrat yang sangat ambisius untuk mendirikan bangsa yang beridiologi libral padahal bangsanya adalah bangsa yang beridiologi konservatif. Di sinilah kita dapat melihat betapa pintarnya para birokrat bangsa Indonesia yang ingin membangun bangsa ini dengan idiologi yang sangat bertolak belakang dengan idiologi yang ditebus dengan darah dan air mata nanah oleh para pejuang bangsa di masa lalu. Namun dalam kenyataannya orang-orang pintar tersebut gagal untuk mentransfer idiologi baru yang mereka anggap cocok dan patut untuk diterapkan di bangsa yang beridiologi Pancasila ini.
Jika kita menoleh ke masa lalu, dimana bangsa Indonesia berada dalam rezim pemerintahan Soekarno-Hatta yang dikenal oleh orang-orang pintar dengan sebutan Rezim Orde Lama (Orla). Pada saat itu bangsa Indonesia juga tidak jauh beda dengan sekarang. Namun, tidakkah mereka sebagai demokrat dan oknum-oknum pemerintahan mau berkaca dari kaca sejarah tersebut, malahan mereka mengagendakan reformasi namun ujung-ujungnya mereka mengembalikan bangsa ini ke zaman Orde Lama.

Coba kita amati bagaimana situasi bangsa kita di masa itu. Lihat saja aspek pemerintahannya, pada saat itu terjadi pula krisis yang sangat meresahkan rakyat namun krisis itu hanya pada aspek ekonomi dan pemerintahan saja, tidak seperti yang terjadi pada orde yang paling baru ini, dimana bangsa kiat mengalami krisis yang sangat mengenaskan terutama krisis kepercayaan dan krisis sejarah. Tapi maaf, penulis tidak bermaksud untuk mengagung-agungkan Orde Lama saja. Semua orde adalah baik, dan sudah tentu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Namun, mengapa penulis mengatakan bahwa sejak zaman Reformasi, Indonesia mengalami krisis sejarah, sebab sejak digulingkannya Orde Baru (Orde Diktator Soeharto) sejarah Indonesia dirombak dan diubah-ubah sesuai dengan keinginan pra reformis yang mengagap sejarah Indonesia adalah sejarah yang dibuat-buat oleh pemerintah Orde Baru. Namun toh mereka tidak bisa mencari justifikasi sejarah Indonesia yang benar dan relevan dengan kenyataan yang terjadi pada masa lampau. Akhirnya mata dunia memandang remeh bangsa kita sebab bangsa yang agung adalah bangsa yang memiliki sejarah yang benar, menghargainya, kemudian belajar dari sejarah tersebut. Hal ini sangat berbeda dengan apa yang terjadi pada masa Orde Lama dimana pada saat itu para birokrat sangat menghargai sejarah, mereka mau berkaca dari kegagalan masa lalunya dan sangat mengutamakan jiwa nasionalisme.

Selanjutnya dalam aspek politik pada zaman Orde Lama juga berkembang organisasi politik, namun itu memang bertujuan untuk rakyat dan patut jika aktor politik masa lalu mengatas namakan rakyat, sebab mereka memang berjuang untuk kepentingan rakyat. Berbeda dengan organisasi politik di zaman Reformasi sekarang ini yang mengatas namakan rakyat demi kepentingan golongannya saja. Para politikus sibuk dengan partai dan golongan mereka masing-masing, sedang rakyat hanya menuai janji-janji muluk dari mulut mereka yang penuh dengan madu yang berbisa. Demikianlah dinamika bangsa kita yang penuh dengan kepalsuan dan ditimang oleh kebohongan. Maka tak heran jika bangsa lain menggerogoti kita lewat berbagai jalan, sebab bangsa kita semakin lemah dan tak mampu berbuat apa-apa pada era yang didamba-dambakan.
Bagaimana tidak! Dalam tubuh bangsa terjadi perpecahan yang sangat membahayakan kesatuan dan persatuan bangsa. Lihat saja perang tanding yang dilakukan oleh para politikus dan para birokrat yang bercokol di atas singgasana yang telah hilang kakinya. ABRI yang sangat kita bangga-banggakan toh terpecah belah padahan ABRI adalah kekuatan utama bangsa Indonesia. Bendera partai politik lebih dibanggakan dari pada bendera Merah Putih yang menjadi bendera pemersatu Indonesia.

Salah satu jalan untuk mengatasi kebebrokan ini adalah belajar untuk mengenal dan menghormati sejarah, tetapi jangan hanya menghormati saja kita juga harus belajar dari sejarah itu. Jiwa nasionalisme harus ditanamkan bagi generasi baru bangsa ini supaya mereka tidak menjadi orang yang lembek, mudah dipecah-belah, dan mudah diadu domba. Sejarah adalah salah satu senjata yang ampuh untuk membangun bangsa yang ideal, hanya saja pelajaran sejarah yang diberikan di sekolah sudah banyak terkontaminasi oleh kepentingan penguasa rezim.

Betapa kita buta akan sejarah kita sendiri, sehingga kita tidak tahu mana sejarah, mana cerita, mana yang disebut mitos, dan mana yang disebut dengan babat. Lihat bagaimana daerah-daerah atau beberapa pulau yang memang benar-benar ada dalam wilayah kekuasaan bangsa kita dengan mudahnya direbut oleh bangsa lain. Apa sebabnya ?.

Jawabnya adalah karena bangsa kita lemah dan tidak mengerti, bahkan buta akan sejarahnya sendiri. Pemerintah kita tidak menghargai pengorbanan leluhurnya yang telah menebus bangsa ini dengan lautan darah, tapi sekarang negara lain dengan mudah merebut pulau-pulaunya. Inikah yang disebut dengan Reformasi, inikah yang disebut dengan zaman yang gemilang. Inilah pertanyaan besar yang harus dijawab oleh para reformis, para birokrat yang menganggap bahwa negara ini adalah milik golongan mereka sendiri, para cendikiawan yang terus merasa dirinya paling pintar, dan kita semua yang kebanyakan merasa benar atas tindakan kita masing-masing.

Bangsa ini memang telah dipenuhi oleh narkotika sehingga bangsa kita terbuai dalam timangan kebohongan, kepura-puraan, ketidak adilan, hayalan, dan kelaliman. Para birokrat selalu berpura-pura untuk menyelamatkan rakyar dari ketidak pastian dengan irama merdu dan nyanyian-nyanian palsu dari lidah mereka yang berbisa dan mulut mereka yang berbusa-busa.

Mungkin ini adalah suara yang keras, namun bukankah kekerasan itu lebih baik dari kepura-puraan. Bangsa kita dicengkeram oleh tawon yang selalu membuat madu di singgasana yang hilang kakinya, sehingga bangsa kita dilanda oleh sakit yang sangat parah, namun ketahuilah bahwa bangsa kita sudah terbiasa dilanda sakit dan sekarat oleh narkotika yang disusupkan oleh para birokrat pada tubuh bangsa ini. Para reformis memberontak dan menggulingkan rezim diktatornya Soeharto dengan mengagung-agungkan keadilan, demokrasi, keterbukaan, dan menghancurkan tirani kepalsuan supaya terbebas dari belenggu penindasan. Toh reformasi yang mereka ciptakan semakin menghancurkan bangsa, kebebasan yang mereka agung-agungkan membuat rusak filosofis Pancasila, undang-undang dijual belikan, hukum semakin dipermainkan, indologi bangsa dapat diekspor dan inpor, sedang rakyat hanya bisa menganga dan menikmati derita dengan pasrah.

Kita semua pasti mengetahui bahwa Indonesia adalah negara yang kaya, “Orang bilang tanah kita tanah syurga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman”, begitulah lagu yang dilantunkan seorang sastrawan dan terdengar manis di liang telinga kita. Seorang da’i juga kerap kali berteriak di depan kita, mengatakan bahwa “tanah Indonesia adalah pertikan dari syurga”. Memang, itu adalah realita yang dapat kita saksikan dengan mata tanpa kaca mata. Lalu mengapa rakyat Indonesia seperti “Tikus Mati di Lumbung Padi”. Hal ini disebabkan oleh kebijakan yang diambil atas kepentingan politik. Di negara kita banyak bawang, lalu mengapa pemerintah menginpor bawang dari luar negeri, negara kita kaya akan padi tapi mengapa pemerintah menginfor padi dari luar negeri, di tanah pertiwi ini banyak sumber pangan tapi mengapa pemerintah menginfor bahan pangan dari negeri lain. Apakah ini kebodohan ataukah kesengajaan mereka yang hanya mementingkan kepentingan pribadi dan golongan, entah-lah ?.

Krisis moral juga menjadi-jadi, lihatlah berita di layar TV, bacalah koran setiap pagi, dan dengarkan siaran berita dari rado yang ada di tiap pelosok negeri. Betapa menyedihkan, mahasiswa saling bunuh dengan sesama mahasiswa, tauran pelajar dimana-mana, pemerkosaan menjadi berita kebanggaan di tiap media, narkotika dan miras dijadikan kebutuhan istimewa oleh birokrat, artis, mahasiswa, dan sebagian besar generasi muda. Lalu kurikulum pendidikan menyusupkan pembelajaran karakter pada setiap materi pelajaran, hanya saja itu terlambat sebab undang-undang perlindungan hak anak sudah lebih dulu diberlakukan.

Sudah cukup kita saksikan, betapa moral anak bangsa sudah hampir tiada. Perdagangan anak dan bayi di mana-mana. Pornografi dan pornoaksi menjadi tayangan laris di layar televisi. Perampokan dimana-mana, rasa saling menghormati dan menghargai yang hampir tiada, bahkan wakil rakyat saling lempar di meja siding-nya, dan yang paling memperihatinkan ada wakil rakyat yang menonton video porno di dalam ruang agung yang dibangun dengan tereliunan uang rakyat jelata.

Di sudut lain kita selaku rakyat hanya bisa memberikan kritik tanpa bisa member solusi. Kita selaku rakyat hanya bisa berorasi dan menutup jalan dengan membakar ban di depan gedung-gedung pemerintahan yang kita anggap tidak memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan, tetapi kita sendiri tidak pernah bisa melakukan apa-apa jika dihadapkan dengan suatu permasalahan. Sebagianm besar kita selaku rakyat Indonesia tidak pernah merasa bersyukur atas nikmat cipratan syurga (Indonesia) yang dihadiahkan tuhan kepada kita. Kita selalu berangapan bahwa pelangi itu senantiasa di atas kepala orang lain, sebab itulah kita lebih mengagung-agungkan Amerika, Malaysia, Singapura, dan negara-negara lainnya dari pada kita harus mengangunggkan dan memberikan penghormatan kepada para pemimpin negara kita.

Banyak lagi kebabrokan yang sudah sama-sama kita saksikan, termasuk politik uang yang hingga sekarang belum bisa dihentikan. Oleh sebab itu, kita tidak perlu heran melihat para birokrat korupsi bermiliar-miliar jumlahnya, sebab kita sebagai rakyat yang mengajari mereka. Betapa naïf duhai saudara, kita telah menjual diri kita dengan menerima uang sepuluh ribu rupiah, terlalu murah kita jual diri dan masa depan kita dengan sebungkus rokok dan satu dus mie instan. Jadi kita tidak perlu menyalahkan mereka, sebab di musim pemilu kita telah mengajari mereka dengan kebiasaan yang penulis sebut dengan GOLPUT JILID DUA alias “GOLONGAN PENUNGGU UANG TUNAI”. Tidak ada uang tidak ada suara, itulah budaya politik yang kita tawarkan kepada mereka. Lantas setelah mereka kita beri suara, mereka bebas berbuat seenaknya sebab suara kita sudah mereka bayar dengan harga yang tiada nilainya.

Saudara, inilah sekilas potret negeri kita yang ku ambil dari kaca mata picik yang ku pasang di ujung hidung ku yang tak mancung. Semoga bisa menjadi renungan dan landasan berpikir bagi kita agar bisa berpikir positif untuk melakukan hiuristik, kritik, berinterpretasi, dan mengambil keputusan dengan penuh tanggung jawab agar esok lusa dan selanjutnya negara yang kita sayangi ini “Indonesia Raya” bisa terbebas dari krisis multi dimensi yang hingga kini diderita-nya. “Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum jika mereka tidak mau merubah dirinya sendiri”, demikianlah firman Allah dalam Al-Qur’an yang kita imami.

Mengapa Muhammadiyah memilih Metode Hisab?

Mengapa Muhammadiyah memilih Metode Hisab?


Tanya:
Selama ini Muhammadiyah dalam menentukan awal bulam kamariah berpedoman pada metode Hisab, mohon penjelasan tentang alasan Muhammadiyah memilih metode Hisab?
 Jawab:
Sebelum menjawab pertanyaan saudara, perlu terlebih dahulu dijelaskan memang betul apa yang saudara tanyakan bahwa pandangan Tarjih tentang penetapan awal bulan kamariah dengan menggunakan metode Hisab. Muhammadiyah, seperti dilakukan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid, digunakan hisab untuk penetapan awal bulan kamariah, termasuk bulan-bulan ibadah. Majelis Tarjih dan Tajdid tidak menggunakan rukyat. setidaknya ada beberapa alasan mengapa Muhammadiyah lebih memilih menggunakan Hisab dalam menentukan awal bulan kamariyah, termasuk di dalamnya awal bulan ramadhan.
 Alasan Penggunaan Hisab
Alasan penggunaan hisab dalam Muhammadiyah adalah sebagai berikut:
  1. Al-Qur’an Surat Ar-Rahman ayat 5:
الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ بِحُسْبَانٍ (الرحمن:5)
      Artinya: Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan (QS. ar-Rahman, 55:5)
  1. Al-Qur’an Surat Yunus ayat 5
هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ (يونس:5)
        Artinya: Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu) (QS. Yunus, 10: 185).
  1. Hadis al-Bukhari dan Muslim,
إِذَا رَأَيْتُمُوْهُ فصُوْمُوْا وَإِذَا رَأَيْتُمُوْهُ فَأَفْطِرُوْا فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَاقْدُرُوْا لَهُ [رواه البخاري ، واللفظ له ، ومسلم] .
      Artinya: Apabila kamu melihat hilal berpuasalah, dan apabila kamu melihatnya beridulfitrilah! Jika Bulan terhalang oleh awan terhadapmu, maka estimasikanlah [HR al-Bukhari, dan lafal di atas adalah lafalnya, dan juga diriwayatkan Muslim].
  1. Hadis tentang keadaan umat yang masih ummi, yaitu sabda Nabi saw,
إِنَّا أُمَّةٌ أُمِّيَّةٌ لا نَكْتُبُ ولا نَحْسُبُ الشَّهْرُ هَكَذَا وَهَكَذَا يَعْنِي مَرَّةً تِسْعَةً وَعِشْرِينَ وَمَرَّةً ثَلاثِينَ [رواه البخاري ومسلم].
        Artinya: Sesungguhnya kami adalah umat yang ummi; kami tidak bisa menulis dan tidak bisa melakukan hisab. Bulan itu adalah demikian-demikian. Maksudnya adalah kadang-kadang dua puluh sembilan hari, dan kadang-kadang tiga puluh hari [HR al-Bukhari dan Muslim].
 Dalam Muhammadiyah digunakan hisab hakiki wujudul hilal. Arti hisab hakiki adalah bahwa penanggalan didasarkan kepada gerak sebenarnya (hakiki / sesungguhnya) dari Bulan. Hisab hakiki berbeda dengan hisab urfi, yang tidak mendasarkan pada gerak sebenarnya dari Bulan, sehingga antara hisab urfi dan gerak Bulan tidak selalu sejalan, terkadang hisab urfi mendahului dan terkadang terlambat. Wujul hilal artinya keberadaan Bulan di atas ufuk saat matahari terbenam setelah terjadinya konjungsi. Jadi hisab hakiki wujudul hilal itu menetapkan bulan baru dengan tiga kriteria, yaitu:
  1. telah terjadi ijtimak (konjungsi), yaitu tercapainya satu putaran sinodis Bulan mengelilingi bumi,
  2. ijtimak terjadi sebelum terbenamnya matahari, dan
  3. pada saat matahari terbenam Bulan berada di atas ufuk.
 Apa yang dikemukakan di atas adalah alasan syar‘i. Sedangkan alasan astronomis adalah:
 1)     Rukyat tidak dapat dijadikan landasan untuk membuat kalender, karena dengan rukyat, awal bulan baru bisa diketahui pada H-1, dan rukyat tidak bisa meramal tanggal jauh ke depan sehingga tidak mungkin membuat penjadwalan waktu.
2)     Rukyat tidak bisa menyatukan tanggal di seluruh dunia karena rukyat terbatas jangkauannya. Rukyat hanya bisa dipedomani pada kawasan normal, yaitu kawasan di bawah garis 60º LU dan di atas garis 60º LS. Kawasan di luar itu adalah tidak normal karena munculnya Bulan akan terlambat. Di kawasan Lingkaran Artika dan Lingkaran Antartika pada musim dingin yang bisa dilihat hanya Bulan purnama dan Bulan cembung. Bulan sabit berada di bawah ufuk selama musim dingin.
3)     Rukyat akan membelah kawasan muka bumi menjadi dua bagian, yaitu kawasan yang bisa merukyat dan kawasan yang pada sore yang sama tidak bisa merukyat yang berakibat terjadinya perbedaan memasuki bulan baru. Kawasan yang sudah bisa merukyat hilal memasuki bulan baru pada malam itu dan keesokan harinya, sementara kawasan yang tidak bisa melihat hilal pada sore tersebut memasuki bulan baru lusa. Rukyat akan senantiasa membelah muka bumi, sehingga mustahil menyatukan awal bulan kamariah berdasarkan rukyat.

Renungan Pasca Pemilu


Renungan ini dihadirkan atas dorongan iman dan tanggungjawab kepada Islam, umat Nabi Muhammad Saw dan Allah SWT. Sebab agama Islam ini adalah nasihat. Rasul Saw bersabda:
«الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ، قُلْنَا: لِمَنْ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: للهِ، وَلِكِتَابِهِ، وَلِرَسُوْلِهِ، وَلأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ وَعَامَّتِهِمْ»
“Agama itu nasihat.” Kami bertanya, “Untuk siapa, ya Rasulullah?” Beliau Saw. menjawab, “Untuk Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum Muslim, dan mereka semuanya (kaum Muslim).” (HR Muslim dari Tamin ad-Dari)
Baru saja rakyat negeri Muslim terbesar di dunia ini menyaksikan perhelatan pemilu legislatif. Tiga bulan ke depan akan kembali menyaksikan pemilu presiden. Dalam pandangan Islam, pemilu adalah salah satu, bukan satu-satunya cara (uslub) yang bisa digunakan untuk memilih para wakil rakyat yang duduk di majelis perwakilan, atau untuk memilih penguasa. Sebagai salah satu cara, dalam pandangan Islam, tentu saja pemilu ini tidak wajib.
Ini tentu berbeda dengan cara pandang demokrasi, yang menjadikan pemilu sebagai satu-satunya cara legal untuk memeroleh mandat kekuasaan, baik eksekutif maupun legislatif. Karenanya, pemilu dalam demokrasi merupakan keharusan dan sifatnya wajib. Tanpanya, kekuasaan legislatif, eksekutif bahkan yudikatif bisa dinyatakan ilegal, karena diperoleh bukan dari mandat rakyat. Meski realitanya, pandangan ini terbantahkan oleh berbagai fakta silih bergantinya kekuasaan, baik di negeri ini atau di negeri lain.
Terlepas dari perbedaan cara pandang itu, yang pasti keterlibatan atau ketidakterlibatan kita di dalam pemilu yang baru saja dilangsungkan atau pada pemilu mendatang sama-sama harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Sebab, tidak ada tindakan kita sekecil apapun, kecuali pasti diketahui dan dicatat oleh Allah.
وَلَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَـٰنَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِۦ نَفْسُهُۥ ۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ ٱلْوَرِيدِ ﴿١٦﴾ إِذْ يَتَلَقَّى ٱلْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ ٱلْيَمِينِ وَعَنِ ٱلشِّمَالِ قَعِيدٌۭ ﴿١٧﴾ مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌۭ ﴿١٨﴾
“Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya. (Yaitu) ketika dua malaikat mencatat amal perbuatannya, yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya, melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (TQS Qaf [50]: 16-18)
Ayat ini tidak hanya menegaskan kemahatahuan Allah, tetapi Allah SWT juga menugaskan dua malaikat, masing-masing mencatat amal baik dan buruk kita. Imam al-Qurthubi menjelaskan, bahwa ayat ini menegaskan, bahwa Allah tidak hanya mengawasi kita sendiri, tetapi Allah SWT juga menugaskan malaikat untuk mengawasi dan mencatat perbuatan kita. Tujuannya agar kelak mereka menjadi saksi di hadapan Allah, saat kita dimintai pertanggungjawaban. Supaya, kita tidak bisa mengelak lagi dari tuntutan Allah SWT.
Lebih dahsyat lagi, yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah, bukan hanya badan kita, tetapi seluruh organ yang melekat di badan kita. Masing-masing anggota tubuh kita akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah. Allah SWT berfirman:
]إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا[
“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (TQS al-Isra’ [17]: 36)
Semua itu harus kita pertanggungjawabkan kelak.
]يَوْمَ تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ أَلْسِنَتُهُمْ وَأَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُم بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ[
“Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka perbuat.” (TQS an-Nur [24]: 24)
Untuk itu, Allah SWT telah menurunkan syariah untuk mengatur kehidupan kita. Maka, diterima atau tidaknya pertangungjawaban kita ditentukan oleh sesuai atau tidak dengan syariat-Nya. Jika sesuai, akan diterima, dan jika tidak, akan ditolak. Nabi saw bersabda:
«مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ»
“Siapa saja yang melakukan amal perbuatan, yang tidak sesuai dengan tuntunan kami, maka perbuatan itu akan tertolak.” (HR Muslim)
Meski hukum asal pemilu itu sebagai uslub adalah mubah, tetapi untuk apa uslub itu digunakan penting untuk diperhatikan. Dalam pemilu legislatif, uslub ini digunakan untuk memilih wakil rakyat yang bertugas untuk membuat UU, melantik presiden, dan melakukan check and balance terhadap kekuasaan yang lain. Sedangkan dalam pemilu presiden, atau pilkada, uslub ini digunakan untuk memilih orang yang akan memimpin rakyat.
Memilih wakil rakyat untuk melakukan tugas dan fungsi check and balance, atau muhasabah li al-hukkam, mengoreksi penguasa, tentu boleh. Karena, pemilih memberikan wakalah kepada wakilnya untuk melakukan tugas yang dibolehkan, bahkan bisa jadi wajib. Namun, memilih wakil rakyat untuk melakukan tugas membuat UU tentu tidak boleh. Mekanisme pembuatan UU di parlemen bukan mekanisme yang dibenarkan oleh Islam. Karena, UU yang lahir dari parlemen pastilah UU yang tidak lahir dan terpancar dari akidah Islam. Kalaulah ada yang diambil dari Islam, proses pengambilannya bukan didasarkan pada pertimbangan dalil, atau karena perintah wahyu; melainkan karena hasil kesepakatan wakil rakyat (manusia) atau berdasarkan suara terbanyak. UU inilah yang kemudian dijalankan oleh presiden dan kepala daerah di bawahnya.
Karena itu, memilih wakil untuk melantik presiden dan kepala daerah di bawahnya untuk menjalankan UU seperti ini tentu tidak dibenarkan. Karena, sama saja dengan memberikan mandat kepadanya untuk melakukan maksiat kepada Allah SWT. Ini tentu tidak boleh. Hukum yang sama juga berlaku dalam pemilu presiden, atau pilkada, di mana pemilu ini digunakan untuk memilih orang yang akan memimpin rakyat, namun bukan dengan Islam, melainkan dengan UU positif buatan manusia.
Maka, sungguh mengherankan, ketika ada yang memfatwakan wajibnya memilih pemimpin, tanpa melihat pemimpin seperti apa, dan bagaimana dia memimpin rakyatnya. Juga sama mengherankan, ketika ada yang mengatakan, jika umat Islam tidak memilih, maka negeri mayoritas Muslim ini akan dikuasai oleh orang non-Muslim, orang kafir. Sebab, masalahnya bukan sampainya orang Islam ke tampuk kekuasaan, melainkan sampainya Islam di sana. Apa artinya, jika seorang Muslim berkuasa, tetapi tidak untuk Islam dan tidak untuk menerapkan hukum Islam? Maka, dia tak ubahnya dengan orang non-Muslim yang berkuasa. Karena, sama-sama tidak menerapkan Islam.
Ada juga yang mengatakan, “Dari pada tidak sama sekali, lebih baik berkuasa, dan menerapkan hukum semampunya”, dengan alasan:
]ماَ لاَيُدْرَكُ كُلُّهُ لاَ يُتْرَكُ جَلُّهُ[
“Apa yang tidak bisa diraih semuanya, jangan ditinggalkan semuanya.”
Kaidah ini tentu tidak salah, yang salah adalah implementasinya. Bagaimana mungkin orang atau partai yang tidak memperjuangan Islam secara kaffah, kemudian menggunakan kaidah ini untuk membenarkan secuil kekuasaan yang diraihnya untuk membenarkan tindakannya? Mereka juga tahu, bahwa secuil kekuasaannya itu nyatanya tidak bisa digunakan untuk memenangkan Islam. Tidakkah pelajaran dari Mursi di Mesir cukup untuk menyadarkan kita? Bahkan, andai pun mereka memenangkan pemilihan dengan telak, belum tentu bisa berkuasa. Sebagaimana pula yang pernah dialami FIS di Aljazair.
Banyak yang kemudian menggunakan logika matematika dalam berpolitik. Jika seluruh kursi, atau mayoritas kursi di parlemen mereka kuasai, kemudian pemilu presiden mereka menangkan, maka mereka bisa berkuasa penuh, dan melakukan apapun untuk kepentingan Islam. Benarkah? Logika seperti ini hanyalah asumsi, hipotesis, sebatas pengandaian. Karena realitasnya tidak demikian. Politik bukanlah hitungan matematika, dengan kepastian mutlak. Tetapi politik adalah seni berbagai kemungkinan. Bisa jadi orang atau partai yang menang tidak berkuasa, seperti FIS di Aljazair. Bisa jadi, menang tetapi hanya berkuasa sementara, seperti Mursi dan Ikhwan di Mesir. Bisa jadi, tidak menang, tetapi bisa berkuasa, seperti Soeharto pasca Supersemar, dan kasus-kasus lainnya. Inilah realita politik.
Karena itu, di dalam kamus politik tidak ada yang pasti. Dalam menghadapi ketidakpastian politik, yang paling penting sesungguhnya adalah sikap kita. Kita memang tidak boleh bersikap apolitik, atau tidak berpolitik. Karena dalam pandangan Islam, berpolitik untuk mengurusi urusan umat dengan Islam hukumnya wajib. Namun, yang lebih penting adalah, apakah ketika kita melakukan semuanya itu terikat dengan Islam atau tidak? Terikat dengan perintah dan larangan Allah atau tidak? Mengikuti tuntunan Rasulullah atau tidak? Karena semua tindakan kita akan diminta pertangungjawaban di hadapan Allah SWT kelak.
Meski tampak mustahil, berat dan belum terlihat hasilnya, tetapi jika semua yang kita lakukan sesuai dengan Islam, terikat dengan perintah dan larangan Allah, serta mengikuti tuntutanan Rasulullah, maka nilainya telah terpatri di sisi Allah, di Lauh al-Mahfudh. Sebaliknya, meski tampak nyata, dan banyak yang telah dilakukan, namun jika semua yang dilakukan itu tidak sesuai dengan Islam, tidak terikat dengan perintah dan larangan Allah, serta tidak mengikuti tuntunan Rasulullah Saw., maka semuanya itu sia-sia. Karena nilainya di sisi Allah nihil. Catatan di Lauh al-Mahfudh pun dipenuhi dengan catatan maksiat dan dosa. Karena itu renungkan apa yang sudah kita perbuat, termasuk pilihan sikap kita, apakah terikat dan sesuai dengan syariah Islam, atau tidak. Dan selanjutnya, hasil renungan itu harus dijadikan pelajaran ke depan, agar kita bisa lepas dari kemaksiatan dan kembali terikat kepada syariah Islam dan menerapkannya. Denga itu semoga kita bisa mengharap rahmat Allah, keridhaan-Nya dan pahala surga-Nya.

NOMOR INDUK SISWA NASIONAL (NISN) MIM BANARAN SAMBUNGMACAN


NOMOR INDUK SISWA NASIONAL (NISN)
MI MUHAMMADIYAH BANARAN SAMBUNGMACAN




Di Undhuh terakhir pada 28/11/2011 pk.14:43 WIB

APABILA ADA DOUBLE, YANG DIPAKAI YANG MEMAKAI HURUF BESAR...

NISN OLEH DIKNAS DI UPLOAD 5 TAHUN YANG LALU...

SAMPAI SEKARANG, BELUM ADA PENGAJUAN NISN KEMBALI...

DI MIM BANARAN YANG SEKARANG KELAS 1 S/D KELAS 5 BELUM MEMPUNYAI NISN,

APABILA ADA INFO PENGAJUAN & NISN SUDAH TURUN AKAN KITA UPLOAD DI BLOG INI....

TERIMA KASIH....

SEMOGA BERGUNA...


NISN
Nama
Kelamin

0034613035
AHMAD MAULANA SHAHAB
Laki-laki

0034613040
ALROSYID DEDEN ARDIANSYAH
Laki-laki

0034613044
ANNISA PUTRI NURUL RAHMAH
Perempuan

0034613034
DHEA CINDY ANGGRAINI
Perempuan

0034613036
DINA SETIAWATI
Perempuan

0034613032
FIRLY FITRANINGFERA
Perempuan

0034613033
HILDA PUTRI MAHARANI
Perempuan

0027979391
ILHAM DEWANTI ARUM PRAYOGA
Perempuan

0034613041
INTAN PUTRI AMALIA
Perempuan

0034613038
MUHAMMAD ZIDAN AKBAR
Laki-laki

0034613043
REGAN ADABI KHALID PUTRA YUSAC B
Laki-laki

0040335627
SABRINA CHAIRUNNISA
Perempuan

0034613037
TARINO BAYU PUTRA
Laki-laki

0027979393
TINA YULIANA PRAMESTI
Perempuan

0027979400
UKASAH
Laki-laki

0034613042
VIJAY REESTHA K
Laki-laki

0034613031
WIDIYARTI
Perempuan

0034613030
ZAHARA HAQ
Perempuan

0034613039
ZONA CITA ISLAMI
Perempuan

0027979399
ADISTY KARUNIA OCTAVIANA
Perempuan

0010808990
AGUS PRASETYO
Laki-laki

0027979398
ANANDIYA YATUS SHOLIKHAH
Perempuan

0027979389
ANTON TRI SUTRISNO
Laki-laki

9800013784
ANTONI
Laki-laki

0027979394
DASILVA CASANNOVA
Laki-laki

0027979396
FAUZIAH ANGGRAINI
Perempuan

0027979395
HESTI TRI RAHAYU
Perempuan

0027979387
JEZYCCA WARIN ALGAMULLA
Perempuan

0034613029
M DYCO RAHMAN HAKIM
Laki-laki

0034613028
NADIA ULIN NUHA
Perempuan

0010808991
NAJIB ALUN SAMUDRA PUTRA
Laki-laki

0027979388
RENDI ANDIK PRASTYO
Laki-laki

0010808988
RIFQI TAUHID
Laki-laki

0027979392
RIO TRI ARJUNA
Laki-laki

0010808989
ROHMAT NUR MALIK
Laki-laki

0027979397
SIDIQ PERMANA AJI
Laki-laki

0027979401
SOFYAN ARDIANSYAH
Laki-laki

0027979390
VENNA ACHMAD
Perempuan

9990738570
AHMAD DANI
Laki-laki

0010779014
ANANDA IVAN MUHLISIN
Laki-laki

0010779015
ANDREANSYAH TAUFIQURROHMAN
Laki-laki

0000471604
ARIF MOCHLISIN
Laki-laki

0010779016
Antoni Muhammad Irsyad
Laki-laki

0010779017
Arma Kinanti
Perempuan

0003775448
BRILLIAN AGREE EL ISLAMY
Laki-laki

0000471606
EDI WIDODO
Laki-laki

0010779019
Febby Dyah Ayu Indarti
Perempuan

0010779020
HELMI KHOZIN
Laki-laki

9990738572
HENDRIK SANTRIYONO
Laki-laki

0010779021
JEVY HANITA ANGGREINI
Perempuan

NISN
Nama
Kelamin

0010779022
KEVIN DEWA ADJI
Laki-laki

0003789370
MIFTAH FARID
Laki-laki

0010779023
NUR HAZAH EKA APRIYANI
Perempuan

0010779024
SISKA WULANDARI
Perempuan

0010779025
Wiki Dwi Rahayu
Perempuan

0003775460
YESSY ALVINA LORENSYA
Perempuan

0003775461
Zahiafin Nisa
Perempuan

0000471603
ALFAH NUR HASANAH
Perempuan

0003775446
Alfah Nur Hasanah
Perempuan

0003775447
Arif Mochlisin
Laki-laki

9970812493
BOBBY HARIANTO
Laki-laki

0000471605
CANDRA TRI WIBOWO
Laki-laki

9990738569
CINTIA ISNAWATI
Perempuan

0003775449
Candra Tri Wibowo
Laki-laki

9994973841
Cintia Isnawati
Perempuan

0010039019
DAFFA NAUFAL HANAFI
Laki-laki

0010779018
Daffa Naufal fianafi
Laki-laki

9994973842
Dani
Laki-laki

9990738571
EGA APRIYANTI
Perempuan

0003775450
Edi Widodo
Laki-laki

9994973843
Ega Apriyanti
Perempuan

0000471607
FATMA INAYATUL KHOLISOH
Perempuan

0000471608
FITRIYATI ROMADHONI
Perempuan

0003775451
Fatma Inayatul Kholisoh
Perempuan

0003775452
Fitriyani Romadhoni
Perempuan

9994973844
Hendrik Santriyono
Laki-laki

0000471609
IKHLASUL FIRDAUS
Laki-laki

0000471610
INDAH AMBARWATI
Perempuan

0003775453
Ikhlasul Firdaus
Laki-laki

0003775454
Indah Ambarwati
Perempuan

0000471611
KHOFIFAH ANGGAR PARIWARA
Perempuan

9990738573
KHOIRUL ADNAN OKTAVIAN
Laki-laki

0003775455
Khofifah Anggar Pariwara
Perempuan

9994973845
Khoirul Adnan Oktavian
Laki-laki

0000471612
MUHAMMAD IKHSAL FADLI AFANDI
Laki-laki

0000471613
MUHAMMAD YULIAN SARIFFUDIN
Laki-laki

0003775456
Muhammad Ikhsal Fadli Afandi
Laki-laki

0003775457
Muhammad Yulian Sariffudin
Laki-laki

9990738576
NURVIANTIYO WISNU AJI HASANUDIN
Laki-laki

9994973848
Nurviatiyo Wisnu Aji Hasanudin
Laki-laki

0000471614
RAHMAT BURHAN SAYUTI
Laki-laki

0000471615
RIZKA AINA NUR SAFITRI
Perempuan

0003775458
Rahmat Burhan Sayuti
Laki-laki

0003775459
Rizka Aina Nur Safari
Perempuan

9993605192
SINTA SITI MUSRIFAH
Perempuan

9990738580
TUNIK FIKRIA ROMADHONI
Perempuan

9994973852
Tunik Fikria Romadhoni
Perempuan

9990738566
AISYAH KHARRARA 
Perempuan

9990738567
ALAN ANANDA ANGKASA PUTRA 
Laki-laki

9980795529
ALFIN NURDIANSYAH 
Laki-laki

9980795531
ANASA AL FATIKAH 
Perempuan

9994973838
Aisyah Kharrara 
Perempuan

9994973839
Alan Ananda Angkasa Putra 
Laki-laki

9984836405
Anasa Al Fatikah 
Perempuan

9990738568
BAGUS PRAKOSO 
Laki-laki

9994973840
Bagus Prakoso 
Laki-laki

9974933318
Bobby Harianto 
Laki-laki

9980795534
EIS NUR LATIFAH 
Perempuan

9984836408
Eis Nur Latifah 
Perempuan

9990738574
LUVI WAHYU KURNIA SARI 
Perempuan

9994973846
Luvi Wahyu Kurniasari 
Perempuan

9980795537
MU'ALIF AZZARN 
Laki-laki

9990738575
NOVITA WIJAYANTI 
Perempuan

9994973847
Novita Wijayanti 
Perempuan

9990738577
QONITAH FAHMA TRI AGFIANI 
Perempuan

9994973849
Qonitah Fahma Tri Agfiani 
Perempuan

9990738578
RIZKIA NUR ANNISA 
Perempuan

9994973850
Riskia Nur Annisa 
Perempuan

9990738579
TIZA WAHYU ROMADLON 
Perempuan

9960834441
TRI YOKO 
Laki-laki

9994973851
Tisa Wahyu Romadloni 
Perempuan

9990738581
YOGI KRISTANTO 
Laki-laki

9994973853
Yogi Kristanto 
Laki-laki

9950837363
AKBAR JUWAN NUGROHO 
Laki-laki

9980795530
AMIROH LUTFI ANGGRAINI 
Perempuan

9960834424
ANDRI 
Laki-laki

9960834425
ANGGER TRI ARIANI 
Perempuan

9970812490
ARI DESTARATA 
Perempuan

9970812491
ARIFUDIN MUHAMMAD ZAIN 
Laki-laki

9960834426
AS SALMA QINDI ALFARIZI 
Laki-laki

9984836403
Alfin Nurdiansyah 
Laki-laki

9984836404
Amiroh Lutfi Anggraini 
Perempuan

9965072043
Andri 
Laki-laki

9965072044
Angger Tri Ariani 
Perempuan

9974933315
Ari Destarata 
Perempuan

9974933316
Arifudin Muhammad Zain 
Laki-laki

9965072045
As Salma Qindi Alfarizi 
Laki-laki

9960834427
BAYU SETYA BUDI 
Laki-laki

9970812492
BELLA MELY HERI RUSANDI 
Perempuan

9960834428
BENI SETYANI 
Perempuan

9965072046
Bahyu Setyo Budi 
Laki-laki

9974933317
Bella Mely Heri Rusandi 
Perempuan

9980795532
CITRA NIKEN WINDARSIH 
Perempuan

9984836406
Citra Niken Windarsih 
Perempuan

9950837364
DEWI CIPTANINGRUM 
Perempuan

9970812494
DIAN UKHTI ISTICHOMAH 
Perempuan

9940916922
DIDIK KARTONO 
Laki-laki

9940916923
DITO ADE SETYAWAN 
Laki-laki

9980795533
DWITA KARTIKASARI 
Perempuan

9974933319
Dian Ukhti Istiqomah 
Perempuan

9984836407
Dwita Kartikasari 
Perempuan

9960834429
ERFAN BAGUS PRASETYO 
Laki-laki

9965072047
Erfan Bagus Prasetyo 
Laki-laki

9960834430
FAISAL RAHMAN 
Laki-laki

9960834431
FITRI PURBANINGSIH 
Perempuan

9960834432
FITRIYANI 
Perempuan

9965072048
Faisal Rahman 
Laki-laki

9965072049
Fitri Purbaningsih 
Perempuan

9965072050
Fitriyani 
Perempuan

9980795535
HAFIAN FAHMA DWI AYUBI 
Laki-laki

9980795536
HASAN BASRI 
Laki-laki

9970812495
HILMA AINI ISTIQOMAH 
Perempuan

9984836410
Hasan Basri 
Laki-laki

9974933320
Hilma Aini Istiqomah 
Perempuan

9940916924
IMAM RIFA'I 
Laki-laki

9950837365
MAR'ATUN SHOLIHAH 
Perempuan

9960834433
MAZIYA ILMA 
Perempuan

9960834434
MEGA JUNIAWAN 
Laki-laki

9970812496
MITA LAELA MAIMUNAH 
Perempuan

9980795538
MUGI SYARIF ?ABDURROHMAN 
Laki-laki

9970812497
MUHAMMAD IRFAN FAIZAL ZUHRI 
Laki-laki

9950837366
MUSTIKA AGUSTINA 
Perempuan

9980795539
MUTIARA NABILLA 
Perempuan

9965072051
Maziya Ilma 
Perempuan

9965072052
Mega Juniawan 
Laki-laki

9974933321
Mita Laela Maimunah 
Perempuan

9984836411
Mualif Azzarn 
Laki-laki

9984836412
Mugi Syarif Abdurroman 
Laki-laki

9974933322
Muhammad Irfan Faizal Zuhri 
Laki-laki

9984836413
Mutiara Nabilla 
Perempuan

9970812498
NABILAH KHAIRUNNISA AGATHA 
Perempuan

9960834435
NOVIA N 
Perempuan

9974933323
Nabilah Khairunnisa Agatha 
Perempuan

9965072053
Novia N 
Perempuan

9960834436
OKTA TRI SANTOSO 
Laki-laki

9965072054
Okta Tri Santoso 
Laki-laki

9960834437
RAHMA AULIA DWI MARANTIKA 
Perempuan

9960834438
RAHMAT ARIFIN 
Laki-laki

9970812499
RIFAN AHMAD FIRDAUSI AL FARISI 
Laki-laki

9970812500
RISKA NOVITA SARI 
Perempuan

9965072055
Rahma Aulia Dwi Marantika 
Perempuan

9965072056
Rahmat Arifin 
Laki-laki

9974933324
Rifan Ahmad Firdausi Al Farisi 
Laki-laki

9974933325
Riska Novitasari 
Perempuan

9970812501
SAGMA JOVI LUSTANTI 
Perempuan

9940916925
SALAMAH DYAWATI 
Perempuan

9960834439
SARWAN HILMI HIDAYAT 
Laki-laki

9960834440
SEPTIAN TRI NUGROHO 
Laki-laki

9950837367
SITI SAMSIAH 
Perempuan

9970812502
SOFIANA ELOK SALSABELA 
Perempuan

9974933326
Sagma Jovi Lustanti 
Perempuan

9965072057
Sarwan Helmi Hidayat 
Laki-laki

9965072058
Septian Tri Nugroho 
Laki-laki

9974933327
Sofiana Elok Salsabela 
Perempuan

9980795540
TIAN BAGUS RIFA?I 
Laki-laki

9970812503
TIYAN BACTIAR PRASTIA 
Laki-laki

9970812504
TRI RIZAL WAHVUDI 
Laki-laki

9984836414
Tian Bagus Rifai 
Laki-laki

9974933328
Tiyan Bactiar Prastia 
Laki-laki

9974933329
Tri Rizal Wahvudi 
Laki-laki

9965072059
Tri Yoko 
Laki-laki

9960834442
UMI MIFTAKHUL KHOIRRIYAH 
Perempuan

9980795541
USDHA ANNISYA 
Perempuan

9965072060
Umi Miftakhul Khoirriyah 
Perempuan

9984836415
Usdha Annisya 
Perempuan

9970812505
VINA LARASWATI 
Perempuan

9974933330
Vina Laraswati 
Perempuan

9965072061
Viola Tiara Fazira 
Perempuan

9960834445
WIJI LESTARI 
Perempuan

9965072062
Wiji Lestari 
Perempuan

9960834446
YOLANDA DEWI NIKEN PRAMESTI 
Perempuan

9965072063
Yolanda Dewi Niken Pramesti 
Perempuan