SIKAP KETIKA ADA GERHANA
“Aisyah radhiyallahu ‘anha menuturkan,
bahwa pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah terjadi gerhana
matahari. Beliau lalu mengutus seseorang untuk menyeru ‘ASH SHALATU
JAMI’AH’ (mari kita lakukan shalat berjama’ah). Orang-orang lantas berkumpul. Nabi lalu
maju dan bertakbir. Beliau melakukan empat kali ruku’ dan empat kali sujud
dalam dua raka’at.” (HR. Muslim no. 901)
Saudaraku, takutlah dengan fenomena alami ini. Sikap yang tepat ketika
fenomena gerhana ini adalah takut, khawatir akan terjadi hari kiamat. Bukan
kebiasaan orang seperti kebiasaan orang sekarang ini yang hanya ingin
menyaksikan peristiwa gerhana dengan membuat album kenangan fenomena tersebut,
tanpa mau mengindahkan tuntunan dan ajakan Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam
ketika itu. Siapa tahu peristiwa ini adalah tanda datangnya bencana atau adzab,
atau tanda semakin dekatnya hari kiamat.
An Nawawi rahimahullah menjelaskan mengenai maksud kenapa Nabi shallallahu
’alaihi wa sallam takut, khawatir terjadi hari kiamat. Beliau rahimahullah
menjelaskan dengan beberapa alasan, di antaranya:
Gerhana tersebut merupakan tanda yang muncul sebelum tanda-tanda kiamat
seperti terbitnya matahari dari barat atau keluarnya Dajjal. Atau mungkin
gerhana tersebut merupakan sebagian tanda kiamat. (Lihat Syarh Muslim, 3/322)
Hendaknya seorang mukmin merasa takut kepada Allah, khawatir akan tertimpa
adzab-Nya. Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam saja sangat takut ketika itu,
padahal kita semua tahu bersama bahwa beliau shallallahu ’alaihi wa sallam
adalah hamba yang paling dicintai Allah. Lalu mengapa kita hanya melewati fenomena
semacam ini dengan perasaan biasa saja, mungkin hanya diisi dengan perkara yang
tidak bermanfaat dan sia-sia, bahkan mungkin diisi dengan berbuat maksiat.
Na’udzu billahi min dzalik.
Nabi kita shallallahu ’alaihi wa sallam
bersabda :
Abu Musa Al Asy’ari radhiyallahu ‘anhu
menuturkan, ”Pernah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam. Nabi lantas berdiri takut karena khawatir akan terjadi hari
kiamat, sehingga beliau pun mendatangi masjid kemudian beliau mengerjakan
shalat dengan berdiri, ruku’ dan sujud yang lama. Aku belum pernah melihat
beliau melakukan shalat sedemikian rupa.”
Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam lantas bersabda,”Sesungguhnya ini adalah
tanda-tanda kekuasaan Allah yang ditunjukkan-Nya. Gerhana tersebut tidaklah
terjadi karena kematian atau hidupnya seseorang. Akan tetapi Allah menjadikan
demikian untuk menakuti hamba-hamba-Nya. Jika kalian melihat sebagian dari
gerhana tersebut, maka bersegeralah untuk berdzikir, berdo’a dan memohon ampun
kepada Allah.” (HR. Muslim no. 912)
“Aisyah menuturkan bahwa gerhana matahari pernah terjadi pada masa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lantas beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam bangkit dan mengimami manusia dan beliau memanjangkan berdiri. Kemuadian
beliau ruku’ dan memperpanjang ruku’nya. Kemudian beliau berdiri lagi dan
memperpanjang berdiri tersebut namun lebih singkat dari berdiri yang
sebelumnya. Kemudian beliau ruku’ kembali dan memperpanjang ruku’ tersebut
namun lebih singkat dari ruku’ yang sebelumnya. Kemudian beliau sujud dan
memperpanjang sujud tersebut. Pada raka’at berikutnya beliau mengerjakannya
seperti raka’at pertama. Lantas beliau beranjak (usai mengerjakan shalat tadi),
sedangkan matahari telah nampak.” (HR. Bukhari, no. 1044)
عَنْ أَبِى مُوسَى قَالَ خَسَفَتِ الشَّمْسُ فِى زَمَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَامَ فَزِعًا يَخْشَى أَنْ تَكُونَ السَّاعَةُ حَتَّى أَتَى الْمَسْجِدَ فَقَامَ يُصَلِّى بِأَطْوَلِ قِيَامٍ وَرُكُوعٍ وَسُجُودٍ مَا رَأَيْتُهُ يَفْعَلُهُ فِى صَلاَةٍ قَطُّ ثُمَّ قَالَ « إِنَّ هَذِهِ الآيَاتِ الَّتِى يُرْسِلُ اللَّهُ لاَ تَكُونُ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ وَلَكِنَّ اللَّهَ يُرْسِلُهَا يُخَوِّفُ بِهَا عِبَادَهُ فَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْهَا شَيْئًا فَافْزَعُوا إِلَى ذِكْرِهِ وَدُعَائِهِ وَاسْتِغْفَارِهِ ».
Abu Musa Al Asy’ari radhiyallahu ‘anhu
menuturkan, ”Pernah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam. Nabi lantas berdiri takut karena khawatir akan terjadi hari
kiamat, sehingga beliau pun mendatangi masjid kemudian beliau mengerjakan
shalat dengan berdiri, ruku’ dan sujud yang lama. Aku belum pernah melihat
beliau melakukan shalat sedemikian rupa.”
Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam lantas bersabda,”Sesungguhnya ini adalah
tanda-tanda kekuasaan Allah yang ditunjukkan-Nya. Gerhana tersebut tidaklah
terjadi karena kematian atau hidupnya seseorang. Akan tetapi Allah menjadikan
demikian untuk menakuti hamba-hamba-Nya. Jika kalian melihat sebagian dari
gerhana tersebut, maka bersegeralah untuk berdzikir, berdo’a dan memohon ampun
kepada Allah.” (HR. Muslim no. 912)
“Aisyah menuturkan bahwa gerhana matahari pernah terjadi pada masa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lantas beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam bangkit dan mengimami manusia dan beliau memanjangkan berdiri. Kemuadian
beliau ruku’ dan memperpanjang ruku’nya. Kemudian beliau berdiri lagi dan
memperpanjang berdiri tersebut namun lebih singkat dari berdiri yang
sebelumnya. Kemudian beliau ruku’ kembali dan memperpanjang ruku’ tersebut
namun lebih singkat dari ruku’ yang sebelumnya. Kemudian beliau sujud dan
memperpanjang sujud tersebut. Pada raka’at berikutnya beliau mengerjakannya
seperti raka’at pertama. Lantas beliau beranjak (usai mengerjakan shalat tadi),
sedangkan matahari telah nampak.” (HR. Bukhari, no. 1044)
No comments:
Post a Comment