Kiat Menghadapi Kegagalan
Sebagian remaja muslim begitu bingung ketika mengalami kegagalan
terutama ketika menghadapi ujian akhir. Padahal Islam telah mengajarkan
bahwa jika kita telah berusaha namun tidak mendapatkan hasil sesuai
harapan, ada beberapa kiat yang bisa ditempuh terutama dalam memahami
takdir Allah. Karena setiap muslim harus mengimani takdir ilahi baik
yang terasa menyenangkan maupun menyakitkan.
Berikut beberapa kiat ketika menemui kegagalan:
1- Yakinilah takdir Allah dan setiap takdir Allah pasti ada hikmahnya.
Allah Ta’ala berfirman,
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا
تُرْجَعُونَ (115) فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ لَا إِلَهَ
إِلَّا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ (116)
“Maka apakah kamu
mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main
(saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Maha
Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan
(Yang mempunyai) ‘Arsy yang mulia.” (QS. Al Mu’minun: 115-116)
2- Ketahuilah, manusia memang akan selalu diuji, sesuai dengan tingkatan iman
Dari Mush’ab bin Sa’id -seorang tabi’in- dari ayahnya, ia berkata,
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلاَءً
“Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling berat ujiannya?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
« الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ
عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلاَؤُهُ
وَإِنْ كَانَ فِى دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِىَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَمَا
يَبْرَحُ الْبَلاَءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِى عَلَى الأَرْضِ
مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ »
“Para Nabi, kemudian yang semisalnya
dan semisalnya lagi. Seseorang akan diuji sesuai dengan kondisi
agamanya. Apabila agamanya begitu kuat (kokoh), maka semakin berat pula
ujiannya. Apabila agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan
kualitas agamanya. Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan
hingga dia berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih dari dosa.” (HR.
Tirmidzi no. 2398, Ibnu Majah no. 4024, Ad Darimi no. 2783, Ahmad 1:
185. Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 3402
mengatakan bahwa hadits ini shahih)
3- Ingatlah, di balik kegagalan pasti ada kesuksesan.
Dalam surat Alam Nasyroh, Allah Ta’ala berfirman,
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Asy Syarh: 5)
Ayat ini pun diulang setelah itu,
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Asy Syarh: 6).
Qotadah mengatakan, “Diceritakan pada kami bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam pernah memberi kabar gembira pada para sahabatnya
dengan ayat di atas, lalu beliau mengatakan,
لَنْ يَغْلِبَ عُسْرٌ يُسْرَيْنِ
“Satu kesulitan tidak mungkin mengalahkan dua kemudahan.” (Dikeluarkan
oleh Ibnu Jarir Ath Thobari dalam kitab tafsirnya. Lihat Tafsir Ath
Thobari, 24: 496, Dar Hijr)
4- Hadapilah kegagalan dengan bersabar.
‘Ali bin Abi Tholib radhiyallahu ‘anhu mengatakan,
الصَّبْرُ مِنَ الإِيْمَانِ بِمَنْزِلَةِ الرَّأْسِ مِنَ الجَسَدِ، وَلَا إِيْمَانَ لِمَنْ لاَ صَبْرَ لَهُ.
“Sabar dan iman adalah bagaikan kepala pada jasad manusia. Oleh
karenanya, tidak beriman (dengan iman yang sempurna), jika seseorang
tidak memiliki kesabaran.” (Bahjatul Majalis wa Ansul Majalis, Ibnu
‘Abdil Barr, hal. 250, Mawqi’ Al Waroq)
Yang dimaksud dengan
bersabar adalah menahan hati dan lisan dari berkeluh kesah serta menahan
anggota badan dari perilaku emosional seperti menampar pipi dan merobek
baju. (Lihat ‘Uddatush Shobirin wa Zakhirotusy Syakirin, hal. 10)
5- Yakinlah pahala besar di balik kesabaran yaitu surga.
Ingatlah janji Allah,
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
‘Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala
mereka tanpa batas.” (QS. Az Zumar: 10). Al Auza’i mengatakan, “Pahala
bagi orang yang bersabar tidak bisa ditakar dan ditimbang. Mereka
benar-benar akan mendapatkan ketinggian derajat.” As Sudi mengatakan,
“Balasan orang yang bersabar adalah surga.” (Lihat Tafsir Al Qur’an Al
‘Azhim, Ibnu Katsir, 12/117, Muassasah Qurthubah)
6- Ucapkanlah
“Inna lillahi wa inna ilaihi rooji’un. Allahumma’jurnii fii mushibatii
wa akhlif lii khoiron minhaa”, pasti ada ganti yang lebih baik
Ummu Salamah -salah satu istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam-
berkata bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
« مَا مِنْ عَبْدٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ
فَيَقُولُ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ
أْجُرْنِى فِى مُصِيبَتِى وَأَخْلِفْ لِى خَيْرًا مِنْهَا إِلاَّ أَجَرَهُ
اللَّهُ فِى مُصِيبَتِهِ وَأَخْلَفَ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا ». قَالَتْ
فَلَمَّا تُوُفِّىَ أَبُو سَلَمَةَ قُلْتُ كَمَا أَمَرَنِى رَسُولُ اللَّهِ
-صلى الله عليه وسلم- فَأَخْلَفَ اللَّهُ لِى خَيْرًا مِنْهُ رَسُولَ
اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-.
“Siapa saja dari hamba yang
tertimpa suatu musibah lalu ia mengucapkan: “Inna lillahi wa inna ilaihi
rooji’un. Allahumma’jurnii fii mushibatii wa akhlif lii khoiron minhaa
[Segala sesuatu adalah milik Allah dan akan kembali pada-Nya. Ya Allah,
berilah ganjaran terhadap musibah ang menimpaku dan berilah ganti dengan
yang lebih baik]”, maka Allah akan memberinya ganjaran dalam musibahnya
dan menggantinya dengan yang lebih baik.” Ketika, Abu Salamah (suamiku)
wafat, aku pun menyebut do’a sebagaimana yang Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam perintahkan padaku. Allah pun memberiku suami yang
lebih baik dari suamiku yang dulu yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam.” (HR. Muslim no. 918)
Don’t give up! Kegagalan bukan akhir dari segalanya. Kegagalan adalah jalan untuk meraih kesuksesan.
Semoga Allah memberikan taufik untuk bersabar ketika menemui hasil yang tidak sesuai harapan.
—
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
No comments:
Post a Comment