MENJAGA LISAN DAN KEUTAMAAN DIAM
Penyakit-penyakit Lidah
Berikut ini penyakit-penyakit lidah dimulai dengan yang paling ringan kemudian meningkat kepada yang lebih berat :
Penyakit Pertama: Pembicaraan yang Tidak Berguna
Jika Anda berbicara tentang sesuatu yang tidak Anda perlukan dan
tidak bermanfaat bagi Anda, maka berarti Anda menyia-nyiakan waktu. Anda
akan dihisab atas perbuatan lidah Anda dan berarti Anda telah mengganti
yang lebih baik dengan yang lebih rendah. Kalau Anda pergunakan waktu
bicara tersebut untuk berfikir bisa jadi Anda akan mendapatkan limpahan
rahmat Allah pada saat tafakkur sehingga sangat besar manfaatnya.
Sekiranya Anda memuji Allah, menyebut-Nya dan mengagungkan-Nya niscaya
hal itu lebih baik. Berapa banyak satu kalimat yang dengannya dibangun
istana di Syurga.
Diamnya orang Mu’min hendaknya merupakan tafakkur, penglihatannya
merupakan pengambilan pelajaran, dan ucapannya merupakan dzikir. Bahkan
modal hamba adalah waktunya. Bila dipergunakan untuk hal-hal yang tidak
bermanfaat baginya dan tidak dipakai untuk menimbun pahala di akhirat
maka sesungguhnya dia telah menyia-nyiakan modalnya.
“Termasuk
tanda baiknya keislaman seseorang adalah dia meninggalkan sesuatu yang
tidak berguna baginya.” (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi)
Obat dari semua ini adalah mengetahui bahwa dirinya akan dimintai
pertanggungjawaban atas setiap kata yang diucapkan, lidahnya adalah
jaring yang bisa dipakai untuk mendapatkan bidadari Syurga,
menyia-nyiakan hal tersebut merupakan kerugian yang nyata. Itulah obat
dari segi ilmu. Dari segi amal adalah dengan ‘uzlah atau meletakkan
kerikil di dalam mulutnya atau mewajibkan dirinya untuk diam tidak
mengatakan sesuatu yang tidak bermanfaat baginya sehingga lidahnya
terbiasa meninggalkan apa yang tidak bermanfaat baginya.
Penyakit Kedua: Berlebihan dalam Berbicara
Meliputi pembicaraan yang tidak bermanfaat dan menambah pembicaraan yang bermanfaat sehingga melebihi keperluan.
Ibrahim at-Taimi berkata, “Apabila seorang Mu’min ingin berbicara maka
ia melihat, jika menguntungkan dirinya ia berbicara tetapi jika
merugikan maka ia menahan diri. Orang yang durhaka adalah orang yang
lidahnya terumbar bebas.”
Yazid
bin Abu Hubaib berkata, “Termasuk fitnah seorang alim ialah jika dia
lebih suka berbicara ketimbang mendengarkan. Jika sudah ada orang yang
berbicara cukup maka mendengarkan adalah keselamatan sedangkan ikut
berbicara adalah kelebihan omongan dan kekurangan.
Penyakit Ketiga: Melibatkan Diri dalam Pembicaraan yang Batil
Yakni pembicaraan tentang berbagai kemaksiatan.
Maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. (Q.S an-Nisa:140)
Sesungguhnya
seseorang berbicara dengan satu kalimat yang membuat teman-teman
duduknya tertawa, tetapi ucapan tersebut menjerumuskan-nya lebih jauh
dari bintang Tsuraaya. (HR. Ibnu Abu Dunya)
Penyakit Keempat: Perbantahan dan Perdebatan
Janganlah kamu mendebat saudaramu, janganlah kamu mempermainkan-nya,
dan janganlah kamu membuat janji dengannya lalu tidak kamu tepati. (HR.
Tirmidzi)
Siapa
yang meninggalkan perbantahan padahal dia benar maka dibangun untuknya
sebuah rumah di Syurga yang paling atas. Siapa yang meninggalkan
perbantahan sedangkan dia salah maka dibangun untuknya sebuah rumah di
bagian pinggir Syurga. (HR. Tirmidzi)
Tidaklah sesat suatu kaum setelah Allah swt menunjuki mereka kecuali karena mereka melakukan perdebatan (HR. Tirmidzi)
Perbantahan ialah setiap sanggahan terhadap pembicaraan orang lain dengan menampakkan ketimpangan di dalamnya.
Motivasinya
adalah rasa superioritas dengan menampakkan ilmu dan keunggulan
disertai serangan terhadap orang lain dengan menampakkan kekurangannya.
Penyakit Kelima : Pertengkaran
Ia lebih berat dari perbantahan dan perdebatan.
Perbantahan
adalah pengertian tentang perkara yang berkaitan dengan memenangkan
pendapat atau pemikiran tanpa terkait tujuan selain melecehkan orang
lain, dan menampakkan keunggulan dan kepintarannya.
Sedangkan pertengkaran adalah bersikeras dalam pembicaraan untuk mendapatkan harta atau hak yang direncanakan.
Orang yang paling dibenci Allah adalah orang yang paling keras dalam pertengkaran. (HR. Bukhari)
Celaan ini ditujukan kepada orang yang bertengkar dengan cara yang batil dan tanpa ilmu.
Hal yang akan memasukkan kamu ke dalam sorga (diantaranya) adalah perkataan yang baik dan memberi makan. (HR. Thabrani)
Dan ucapkanlah perkataan yang baik kepada manusia. (al-Baqarah: 83)
Takutlah
kalian akan api neraka sekalipun dengan sebelah biji korma; jika kamu
tidak punya maka dengan perkataan yang baik. (HR. Bukhari dan Muslim)
No comments:
Post a Comment