GURU AMANAH BERGAJI
BERKAH
Guru adalah jabatan yang luar biasa
mulianya, karena profesi guru bukan
hanya pekerjaan mengasuh anak-anak
namun juga mentrasfer limpahan ilmu
serta sekeluit perangkatnya yang
menentukan masa depan generasi bumi
ini. Dan guru inilah profesi yang juga
mulia di pandangan kaca mata agama.
Dan saat ini, guru selain mulia dari segi
aktifitasnya juga di dukung oleh gaji dan
penghasilan yang kian membaik, gaji yang
sudah kian memenuhi kebutuhan,
tunjangan keluarga dan kesehatan serta
perumahan, ditambah kini dikeluarkan
kebijakan yang memberikan peluang
sangat terbuka bagi guru untuk
menunjukan ke profesionalannya dan di
apresiasi oleh peerintah dengan keluar
pula tunjangan Profesionalisme berupa
Tunjangan sertifikasi,
bagaimana agar semua yang kita dapat
ini
dapat kita syukuri dengan tepat dan
melahirkan keberkahan.
Merasa Kurang mungkin itu manusiawi,
karena memang dunia selalu mewariskan
rasa kekurangan bagi yang tak memahami
cara menggenggamnya, karena dunia
seperti pasir yang kian di genggam kian
berjatuhan atau seperti meneguk air laut
makin di teguk makin hasulah
peneguknya. namun jangan sampe kita
kehilangan berkah, karena berkah inilah
yang menentukan gaji kita akan terasa
cukup atau terus terasa kurang.
Betapa beruntungnya jika kita ditakdirkan
menjadi guru yang PNS, karena kita
diberikan kesempatan oleh Alloh untuk
berbagi ilmu, ber-amarma’ruf nahyi
munkar dan dapat gaji lagi. Pantaslah jika
kita mengurai Syukur dari setiap aktivitas
keguruan kita. Karena selain untuk
mengundang rizky-rizky yang lainnya,
syukur kita pun menjadi sarana
keberkahan dari setiap aktivitas kita.
Salah satu cara terbaik dari ungkapan dan
implementasi syukur kita adalah dengan
melaksanakan tugas keguruan kita dengan
maksimal.
Gaji kita adalah bayaran yang kita dapat
dari pekerjaan yang ditugaskan kepada
kita, artinya setelah kita menerima gaji
saat itulah tanggung jawab mencurahkan
tenaga dan pikiran kita untuk tugas kita
ada di pundak pundak kita. tak ada
alasan
untuk mengelaknya karena hak kita atas
pekerjaan itu sudah kita dapatkan, soal
cukup atau tidak bukan ukuran untuk kita
meninggalkan tugas itu karena kita telah
menyepakatinya sebelumnya.
Tugas Guru bukan hanya mengajar di
kelas namun seluruh aktivitas yang
bersinergi dan berkaitan dengan kegiatan
pembelajaran baik di kelas maupun di luar
kelas menjadi tanggungjawabnya. Dan
semua itulah konsekwensi dari bayaran
yang kita dapatkan. Lantas bagai mana
caranya agar gaji yang kita dapatkan
sebagai guru ini menjadi lebih berkah ??
1. Mari kembali revisi niat kita , sebagai
bagian dari profesi yang mulai dan
agar kemuliaannya kian mulia maka
pantaslah jika kita menjadikan
mengajar bukan hanya sebuah
pekerjaan namun lebih dari itu adalah
sebuah PENGABDIAN. Sehingga dengan
niatan seperti ini maka apapun
aktivitas mengajar yang kita lakukan
tidak hanya diukur dari pendapatan
yang kita dapatkan tapi akan didasari
oleh tanggungjawab dan rasa kasih
sayang. Apapun aktivitas keguruan kita
tidak diukur dari uang transfort, honor
dan uang jalan yang kita dapatkan
namun didasari rasa tanggungjawab
atas gaji yang telah kita dapatkan,
apalagi memaksakan mengambil hak
yang lain untuk menambah bayaran
pekerjaan kita. Dan sebaik – baik niat
adalah niat karena Alloh SWT.
2. Totalitas , perlu totapitas untuk sebuah
tanggungjawab, ada kesungguhan yang
harus ditumbuhkan dalam setiap
aktivitas kita, sungguh sungguh
mempersiapkan bahan ajar, sungguh
sungguh menyampaikan materi ajar,
sungguh sungguh mengevaluasi
kegiatan belajar, sungguh sungguh
memanagerial tempat belajar dan
sungguh-sungguh berpikir bagaimana
meningkatkan kualitas pelajaran,
dimanapun kita di posisikan disitulah
kita berikan totalitas yg kita miliki..
. Ikhlas, Mengajar perlu keikhlasan
karena mengajar bukan hanya aktivitas
pisik namun juga aktivitas hati.
Mengajar adalah upaya untuk
menyentuh hati, dan hati hanya dapat
di sentuh oleh hati. Sehingga saat
mengajar bibutuhkan peran-peran hati
bukan hanya sekedar menyampaikan
pelajaran apalagi jika hanya
menunaikan tugas alakadarnya.
4. Belajar, Menjadi guru bukan berarti
akhir dari sebuah pelajaran, karena
sesungguhnya gurulah profesi yang
terus menuntut pengembannya
mengembangkan diri, meng update
informasi dan pengetahuan-
pengetahuan yang juga terus
berkembang. Jika guru sudah tak mau
belajar maka berakhirlah ia.
5. Profesional , kini guru sudah menjadi
jabatan profesional dan ini menuntut
kerja – kerja yang juga profesional,
tanggungjawab, serius, terbuka,
semangat melayani, jujur, transfaran,
akuntable, dan proforsional.
6. Jujur, mengajar juga bagian dari
amanah yang akan kita
pertanggungjawaban dihadapan orang
tua siswa juga di hadapan Alloh SWT,
sehingga dalam praktek-praktek
keguruan kita harus senantiasa
menjungjugn kejujuran, jangan takut
untuk menolak kecurangan,
mengatakan tidak pada manipulasi dan
bangga dengan keadaan kita. bangun
suasana kompetisi yang sehat dan
bijaksana, bangun pula suasana kerja
yang nyaman dan sinergis. Karena
tanggungjawab seorang guru bukan
hanya mentransfer pengetahuan
namun juga memberikan qudwah/
tauladan pada peserta didik dan
masyarakat.
Bagaimana seorang layak
di sebut guru jika tutur kata dan
tingkah lakunya memperlihatkan sikap
dan tingkahlaku yang tak pantas untuk
di tauadani. Terbuka mendapat kritik
namun juga bukan hanya
sebagaipengkritik, berani
menyampaikan ide dan gagasan dan
tidak anti gagasan.
Mari kita bersama – sama belajar menjdi
guru yang bertanggung jawab atas semua
yang telah kita dapatkan bukan hanya
menuntut yang bukan hak kita serta
melaksanakan tugas alakadarnya.
Karena
GAJI kita butuh berkah dan
pertanggungjawaban..
No comments:
Post a Comment