MEMOTIVASI ANAK BELAJAR TANPA PAKSAAN
Beberapa anak bisa
dengan mudah diminta untuk belajar. Namun tidak semua anak suka
belajar. Mereka lebih suka bermain, daripada belajar. Dunia anak memang
dunia bermain. Namun ada kalanya mereka benar-benar harus belajar dan
membutuhkan konsentrasi. Bila anak dipaksa untuk belajar, tentu efeknya
lebih jauhnya akan kurang baik. Misalnya, anak menjadi pemberontak,
menganggap belajar adalah sesuatu beban, dll. Nah… Bagaimana memotivasi
anak agar mereka mau belajar tanpa dipaksa?
1.Orang tua pembelajar, akan menciptakan anak gemar belajar
Sebagai orang tua, kita harus bisa memberikan teladan bagi buah hati
kita. Bila anak sering melihat kita belajar, niscaya anak akan
menirunya. Karena kebiasaaan orang tua, akan cenderung ditirukan oleh
anak. Namun bila kita setiap hari hanya rajin nontin TV dan bisanya
marah-marah kalau anak tidak belajar, tentu akan sangat sulit membuat
anak belajar dengan setulus hati. Dalam hal ini, kita juga harus
berprinsip bahwa hidup adalah untuk belajar. Bukan hanya belajar untuk
hidup. Karena disaat belajar itu sudah membuahkan hasil yang cukup untuk
menghidupi, biasanya kita akan malas belajar. Jadi sebagai orang tua,
marilah kita rajin belajar. Karena ada banyak sekali hal yang baru dan
menarik untuk kita pelajari.
2.Metode Bermain dan Belajar
Dunia anak adalah dunia belajar dan bermain. Pada jaman ini, ada banyak
sekali mainan yang edukatif. Mainan-mainan tersebut sangat menarik dan
memiliki nilai pendidikan. Dengan mainan edukatif, anak-anak akan diajak
belajar tanpa dipaksa, bahkan bisa menghibur dan menyenangkan hati
mereka. Misalnya, permainan yang berupa kartu bergambar yang
bertuliskan kata bahasa Inggris dan terjemahannya dalam bahasa
Indonesia. Atau permianan berhitung dengan media miniature
buah-buahan. Masih banyak lagi contoh yang lain. Bahkan sekarang
banyak sekali bermunculan permainan – permainan edukatif yang bisa
dimainkan secara online atau dengan media internet. Software-software
game edukatif pun sudah banyak beredar di toko-toko dan banyak digunakan
sebagai media pengajaran di sekolah.
3.Menjadi Teman Belajar Yang Baik
Meskipun kita perlu mendampingi anak saat belajar, namun saya tidak
menyarankan bagi anda untuk mendampingi anak belajar dengan terlalu
intens. Mendampingi anak di sini juga bukan membantu anak agar mendapat
nilai yang bagus. Motivasi kita pada saat mendampingi anak dalam
belajar adalah mengenal dan memperdalam pemahaman kita pada kedewasaan
anak dalam belajar. Bila kita merasa anak sudah cukup dewasa untuk bisa
belajar secara mandiri, akan lebih baik kita benar-benar percaya bahwa
buah hati kita bisa belajar dengan baik. Dengan mendampingi anak saat
belajar, kita bisa memahami beberapa rintangan anak saat belajar.
Misalnya, bila anak susah konsentrasi dalam belajar, kita bisa
membantunya untuk menemukan jalan keluar supaya anak bisa lebih
konsentrasi dalam belajar. Atau bila ada aduan-aduan dari guru, kita
bisa cepat tanggap dan menemukan solusi yang baik. Yang penting pada
saat kita melepaskan anak untuk bisa belajar secara mandiri, kita tetap
mementor perkembangan mereka.
4.Memberi Semangat Dengan Pujian
Tidak jarang buah hati kita akan belajar dengan sendirinya, misalnya
saat membaca buku ensiklopedi. Dalam hal-hal kecil inilah kita juga
harus memberikan motivasi dengan cara memujinya.
5.Memahami dan Mendukung Anak Dalam Mengembangkan Anak
Semua anak tentu diberikan kelebihan masing – masing. Jangan pernah
kita berpikir kalau buah hati kita tidak punya bakat apa pun. Kita harus
percaya bahwa setiap anak memiliki tujuan dan makna hidup
masing-masing, dan diberikan talenta dari Tuhan. Bila kita merasa belum
menemukan bakat anak, kita harus terus berusaha mencari bakat anak
terutama yang paling menonjol. Beberapa orang tua kurang memahami kalau
anaknya berbakat dalam menari atau anak memiliki suara yang indah,
karena kesibukan-kesibukan mereka dan masih menganggap tolak ukur
keberhasilan seorang anak hanya dilihat dari nilai raport. Bila nilai
raport buah hati kita tidak terlalu memuaskan , kita jangan terlalu
mudah menghakimi buah hati kita dengan sebutan “tidak bisa apa-apa”,
sebaliknya, kita harus berbuat sesuatu agar bakat-bakat anak yang lain
pun bisa tersalurkan dan dikembangakan, sehingga anak tetap termotivasi
untuk belajar sesuatu yang baru.
6.Mengapresiasi keberhasilan anak
Agar anak semakin merasa bahwa belajar itu sangat penting, kita harus
mengapresiasi buah hati kita saat mereka mendapatkan keberhasilan.
Sebagai guru, saya sering memberikan stiker mini saat ada anak didik
saya mendapatkan nilai 100. Dan mereka menyukainya, dan benar-benar
memotivasi mereka untuk mau belajar giat agar mendapatkan nilai 100 dan
tentu saja mendapatkan stiker. Bagi seorang anak, penghargaan yang
diberikan dari seseorang yang mereka hormati, akan lebih berarti
daripada penghargaan yang bisa mereka beli di toko-toko. Buktinya, ada
salah seorang anak didik saya yang tiba-tiba memberikan saya stiker.
Lalu dia mengatakan,”Kalau nanti saya dapat nilai 100, stiker ini nanti
dikasih ke saya ya Pak… .”
7. Suasana ruangan yang menyenangkan dan memadai untuk belajar.
Sediakan ruang belajar khusus buat anak. Bisa di kamar tidur, atau di
ruangan khusus. Yang penting jauh dari kegaduhan dan bersih. Bagaimana
anak bisa konsentrasi bila mereka belajar namun mendengar suara TV? Atau
mereka belajar ditemeni nyamuk, semut, dan tikus. Bila perlu kita
sediakan ruang perpustakaan pribadi yang juga bisa dipakai juga sebagai
tempat belajar. Mengapa? Agar di dalam ruangan tersebut anak-anak
benar-benar bisa menimba ilmu sebanyak-banyaknya.
8.Memanfaatkan Lagu dan Dongeng Anak
Anak-anak adalah pribadi yang harus belajar secara berulang-ulang
sehingga menjadi kebiasaan. Nah, dengan lagu anak yang mereka dengar
atau nyanyikan setiap hari, maka manfaat yang terdapat di dalam lagu
tersebut, bisa diserap oleh anak dan bisa berubah menjadi kebiasaan.
Jadi pakailah lagu – lagu anak yang mendidik agar anak-anak medapatkan
manfaat pendidikan yang terdapat di dalam lagu anak yang mereka dengan
atau nyanyikan. Dalam hal ini, media dongeng juga bisa menjadi pilihan.
9.Memahami Kemampuan Belajar Anak
Ada anak yang lebih suka belajar dengan cara melihat, ada pula anak
yang lebih suka belajar dengan mendengar. Ada pula yang lebih suka
belajar dengan cara melakukan. Di sekolah, biasanya anak akan diajak
untuk belajar dengan ketiga metode tersebut. Namun sebagai orang tua
kita harus bisa memberikan pendidikan mulai dari cara yang paling
mereka suka. Jadi yang perlu kita lakukan pertama-tama adalah memahami
kemampuan mereka. MIsalnya, Bila anak lebih suka belajar dengan
mendengar, kita bisa memberikan dongeng pada mereka dongeng. Setelah
itu kita ajak mereka menggambar agar kemampuan visual dan “doing” mereka
lebih kuat.
10. Membiasakan Anak Memiliki Jam Belajar
Hal
ini mungkin yang paling ekstrim, namun biasa dilakukan oleh “keluarga
ilmuwan”. Biasanya pada pukul tujuh sampai delapan malam (hari senin
sampai jumat), tidak ada yang boleh main game, nonton TV, maen HP, dll).
Pada jam tersebut semua penghuninya harus belajar, minimal membaca
buku, dan untuk anak-anak yang masih balita bermaian permainan yang
edukatif, atau dibacakan buku / dongeng oleh orang tuanya. Bila hal ini
bisa menjadi kebiasaan, maka untuk kedepannya anak-anak tidak akan
sulit untuk diminta belajar. Namun kembali lagi, kebiasaan ini hanya
bisa dilakukan oleh orang tua yang bisa memberikan teladan pembelajar
yang baik.
No comments:
Post a Comment